2020, Bank Panin Cetak Laba Konsolidasi Rp 3,12 Triliun
Investor Selasa, 30 Maret 2021

2020, bank panin cetak laba konsolidasi rp 3,12 triliun jakarta, investor.id – pt bank pan indonesia tbk (bank panin) mengumumkan laporan keuangan untuk tahun buku 2020. Secara konsolidasi, laba bersih bank panin sebesar rp 3,12 triliun dengan laba operasional sebelum pencadangan tumbuh 13,7% sebesar rp 6,69 triliun. Peningkatan pendapatan operasional sebelum pencadangan terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan fee based income yang mencapai rp 3,36 triliun atau naik 77,16% secara year on year (yoy). Hal ini sejalan dengan meningkatnya transaksi surat-surat berharga di tengah kecenderungan penurunan suku bunga pasar.
Presiden direktur bank panin herwidayatmo menjelaskan, di tengah kondisi pandemi tahun 2020, bank panin melakukan pengaturan kembali komposisi portofolio aktiva produktif untuk mengantisipasi perlambatan pertumbuhan kredit. “peningkatan penanaman dalam surat utang negara (sun) memberi kesempatan meraih capital gain , yang menyebabkan laba bersih individual bank ( bank only ) meningkat menjadi rp 3,08 triliun dibanding akhir tahun 2019 sebesar rp 3,07 triliun,” terang dia dalam keterangan tertulis, selasa (30/3). Data perseroan juga mencatat, total aset konsolidasi bank panin mencapai rp 218,07 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun 2019 sebesar rp 211,29 triliun. Total kredit sebesar rp 129,89 triliun, turun 14,3% terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit di tengah lambatnya pertumbuhan perekonomian di indonesia dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit.
Herwidayatmo menjelaskan, posisi likuiditas bank terjaga dengan baik didukung peningkatan dana pihak ketiga sebesar 8,9%, dan telah mencapai rp. 143,03 triliun. Tabungan dan giro mengelami pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan dpk. Tabungan tumbuh 14,7% dan giro tumbuh 18,9%, menunjukkan bahwa paninbank terus mendorong peningkatan casa yang kini mencapai 39,4%.
Rasio likuiditas l oan-to- d eposit r atio (ldr) berada pada posisi optimum sebesar 83,3%. Bank panin juga terus memperkuat layanan perbankan elektronik dan digital yang semakin lengkap, dan terus berinovasi guna mewujudkan kualitas layanan dan pengalaman perbankan yang baik bagi nasabah. Mobile panin, internet panin, dan atm panin sebagai jalur transaksi utama bagi nasabah dalam masa pandemi menunjukkan peningkatan jumlah transaksi disertai kenaikan pendaftar baru dibanding dengan pencapaian akhir tahun 2019. Sementara itu, untuk mengantisipasi meningkatnya risiko usaha dan potensi peningkatan kredit bermasalah sebagai akibat dari perlambatan pertumbuhan perekonomian yang berdampak pada meningkatnya profil risiko portofolio kredit, bank panin fokus pada upaya untuk meningkatkan kualitas aset dan pencadangan yang kuat.
Bank panin secara konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kualitas aset melalui pelaksanaan prosedur penilaian risiko serta penyelamatan kredit melalui restrukturisasi dan collection serta recovery. Sebagai hasilnya, pada akhir 2020, rasio npl terjaga dan membaik menjadi 3,01% dibanding akhir tahun 2019 sebesar 3,02%. Bersamaan dengan itu, bank panin terus meningkatkan pencadangan aktiva produktif. Selama tahun 2020 bank panin telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang signifikan sebesar rp 2,69 triliun, sehingga npl coverage ratio mencapai lebih dari 151%.
Bank panin juga terus membantu nasabah diantaranya dengan menjalankan stimulus yang ditetapkan oleh pemerintah dan otoritas jasa keuangan (ojk) melalui program restrukturisasi dan relaksasi kredit terhadap nasabah yang usahanya terdampak oleh pendemi covid-19. Kredit-kredit yang telah direstrukturisasi umumnya dalam kolektibilitas lancar, dan sebagian debitur telah menyelesaikan restrukturisai dan kembali ke kondisi kredit normal. Pada akhir 2020, ekuitas tier -1 bank panin sebesar rp 44,25 triliun, total ekuitas rp 44,22 triliun, dengan rasio kecukupan modal (car) konsolidasi meningkat menjadi 29,58% dibandingkan posisi akhir tahun 2019 sebesar 23,41%. Editor : thomas harefa (thomas@investor.co.id).
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu