Agar Pintar Mengelola Keuangan

Koran Tempo   Jumat, 21 Mei 2021

img

Agar pintar mengelola keuangan minimnya edukasi keuangan bagi kaum milenial di indonesia menjadi perhatian raymond chin, timothy ronald, dan felicia putri tjiasaka. Mereka resah jika masih banyak orang menganggap isu finansial hanya bisa dibahas kalangan profesional. Menurut raymond, jika pikiran semacam ini tak diubah, generasi baru akan kesulitan membangun bisnis sejak dini. “padahal pengetahuan soal keuangan yang memadai itu penting sebagai bekal di segala situasi,” kata dia kepada tempo, kemarin.

Raymond pun mengutip hasil riset otoritas jasa keuangan (ojk), yang menyebutkan tingkat literasi keuangan masyarakat berusia 18-25 tahun hanya 32,1 persen. Angkanya hanya lebih besar 1 persen dibanding masyarakat berusia 25-35 tahun. Hal ini mendorong raymond dan dua rekannya membuat program pendidikan keuangan melalui platform digital. Pada agustus 2020, mereka membentuk komunitas di aplikasi percakapan telegram dan laman web.

Mereka mengkaji aneka persoalan, dari perencanaan keuangan , analisis saham, hingga investasi di berbagai portofolio. Lambat laun kajian komunitas tersebut berubah menjadi semacam sekolah non-formal. Raymond pun terpikir mengubah grup itu menjadi aplikasi digital untuk belajar ( edtech ) khusus masalah finansial dan investasi. Pada maret lalu, ketiganya meluncurkan start-up ternak uang yang punya misi mencetak 10 juta investor muda di indonesia.

Ternak uang, edtech start-up untuk meningkatkan literasi finansial. Dok. Ternak uang. Raymond pun berbagi tugas dengan timothy dan felicia.

Selaku lulusan teknik komputer universitas bina nusantara dan pernah masuk dalam bisnis digital agency , raymond merancang skema bisnis untuk ternak uang. Sedangkan timothy dan felicia mengembangkan aplikasi berbasis sistem operasi telepon seluler berisi informasi, modul, serta fitur yang dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna ternak uang. Desainnya dibuat dengan gaya yang menarik dan mudah dipahami anak muda. Ternak uang memiliki beberapa layanan, yaitu ternak uang academy, kelas interaktif, watchlist saham pilihan, ternak uang hotline, dan insight.

Layanan ini diakses secara premium dengan biaya berlangganan mulai dari rp 125 ribu per bulan. Dengan usia yang masih di bawah 30 tahun, ketiga pendiri ternak uang bisa cepat menangkap isu keuangan yang dibahas teman-teman seangkatan mereka. Semua persoalan itu didengar, dijawab, dan disampaikan lewat materi yang ringkas dalam aplikasi digital yang mereka susun. “tantangan kami adalah product communication.

Kami harus memastikan seluruh layanan dan fitur dapat tersampaikan serta diterima dengan baik,” tutur raymond. Untuk meluncurkan ternak uang, raymond mengatakan masih harus mengandalkan pendanaan pribadi. Tak perlu menunggu lama, kata dia, pendapatan dari layanan edukasi finansial mampu mendatangkan profit dan mengembalikan modal. “hingga di bulan-bulan berikutnya, kami terus mencatatkan keuntungan yang tinggi dan mampu menarik beberapa strategic investors yang juga mendukung kami untuk memperluas network , ” kata dia tanpa menyebut identitas investornya.

Untuk mengembangkan konten, raymond dan dua rekannya mengandalkan rekan sejawatnya yang memiliki kemampuan sebagai content creat or. Dalam waktu kurang dari dua bulan, kata raymond, ternak uang yang kian berfokus menyusun pendidikan soal keuangan kini memiliki 50 pekerja. “dalam jangka panjang, target kami terpusat pada peningkatan layanan dan fitur-fitur agar bisa menjangkau semakin banyak pengguna,” ujar dia. Yohanes paskalis ceo dan co-founder ternak uang, raymond chin.

Dok. Ternak uang. Profil nama entitas: pt ternak uang nusantara awal berdiri: agustus 2020 (pendirian komunitas), maret 2021 (peluncuran aplikasi) sektor usaha: teknologi pendidikan ( edtech ) co-founder : - raymond chin (chief executive officer) - timothy ronald (chief marketing officer) - felicia putri tjiasaka (chief product officer) pendanaan: strategic investor alamat: soho capital, podomoro city, 19th floor, jalan letnan jenderal s. Parman kaveling 28, tanjung duren selatan, jakarta barat.


Baca Juga

0  Komentar