Ahli Temukan Penis Manusia Menyusut karena Polusi

Headtopics   Jumat, 26 Maret 2021

img

Ahli temukan penis manusia menyusut karena polusi ahli temukan penis manusia menyusut karena polusi temuan terbaru dr shanna swan ditulis dalam buku yang berjudul count down. Bagikan : ilustrasi penis menyusut. (foto: pexels/juan salamanca)jakarta, cnn indonesia --dr shanna swan, ahli bidang kedokteran lingkungan dan kesehatan masyarakat di rumah sakit mount sinai, new york city menemukan fakta penis manusia menyusut akibat paparan polusi. Temuan ini untuk memperkuat penelitian sebelumnya dilakukan di italia pada 2017.

Temuan terbarunya ditulis dalam buku yang berjudul count down dilansirnews sky, jumat (26/3).dr swan membahas kekhawatiran dunia bila polusi tidak dikendalikan di masa depan akan mengancam jumlah sperma, mengubah perkembangan reproduksi pria dan wanita, dan membahayakan umat manusia. Lihat juga:kekhawatiran itu berdasarkan fakta selama ini. Ia juga telah menemukan bahwa bahan kimia yang disebut ftalat menyebabkan bayi manusia lahir dengan alat kelamin yang potensi cacat."akibat polusi ini, semakin banyak bayi yang lahir dengan penis kecil," tulis dr swan. Headtopics.com penelitian dr swan dimulai dengan memeriksa sindrom ftalat, pengamatan pertama pada tikus.

Dalam penelitian itu, ia menemukan bahwa ketika janin terpapar bahan kimia ftalat, mereka kemungkinan besar akan lahir dengan alat kelamin yang lebih kecil.lihat juga: menurut dr swan, bahayanya senyawa ftalat memiliki banyak kegunaan pada industri dalam membuat plastik agar lebih fleksibel. Bahan kimia itu juga digunakan untuk membuat mainan yang kemudian sangat membahayakan perkembangan manusia.sebab, dijelaskan dr swan, bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi cara produksi hormon endokrin, mengutip euro news.com.dr swan telah mengamati kesuburan pria selama empat dekade terakhir. Setelah mempelajari 185 penelitian yang melibatkan hampir 45.000 pria yang sehat, dr swan dan timnya menyimpulkan bahwa jumlah sperma di antara pria di negara-negara barat telah turun 59 persen antara tahun 1973 dan 2011. Lihat juga:ahli ungkap titik potensi emas di sumatra, jawa hingga timurnamun muncul harapan sejak pembentukan european environment agency (eea/badan lingkungan eropa), warga eropa terpapar polusi partikulat 41 persen lebih sedikit dalam dua dekade terakhir.


Baca Juga

0  Komentar