Akuisisi Bank Digital Kian Gencar

Koran Tempo   Selasa, 20 April 2021

img

Akuisisi bank digital kian gencar jakarta – bisnis bank digital semakin menarik minat investor. Dalam setahun terakhir, sejumlah perusahaan mengakuisisi bank digital. Ketua bidang pengkajian dan pengembangan perhimpunan bank nasional (perbanas), aviliani, mengatakan bank digital yang menyasar generasi milenial menawarkan prospek cerah yang dinilai menjanjikan untuk investor. “target berikutnya adalah menampung pendapatan berbasis komisi ( fee-based income ) dari transaksi.

Arah utamanya ke sistem pembayaran,” kata dia, kemarin. Menurut aviliani, transaksi pembayaran berbasis kartu akan semakin ditinggalkan. Sebaliknya, transaksi berbasis uang elektronik dan dompet digital bakal merajai ekosistem pembayaran nasional. Platform dompet digital, seperti gopay, ovo, dana, dan linkaja, menguasai pasar pembayaran saat ini.

“ke depan tidak ada lagi kartu debit dan kartu kredit. Pembayaran akan berbasis aplikasi dan scan qr code ,” kata aviliani. Bukan hanya bank dan lembaga jasa keuangan, perusahaan di luar bisnis keuangan juga mencaplok bank digital. Salah satunya perusahaan super app gojek yang menjadi pemegang saham pt bank jago tbk (arto).

Berbekal kepemilikan 22 persen, gojek bakal memasukkan bank jago ke ekosistem digital grup gojek. Chief corporate affairs gojek, nila marita, mengatakan gojek dan bank jago memiliki kesamaan visi untuk mengakselerasi inklusi keuangan. Layanan digital di jenius live dari bank btpn di jakarta, 26 januari 2018. Tempo/tony hartawan nila mengatakan jutaan pelanggan nantinya dapat dengan mudah membuka rekening bank jago sekaligus melakukan pengelolaan keuangan lewat aplikasi gojek.

“sehingga gojek dapat menyediakan layanan perbankan digital untuk mendukung inklusi keuangan.” walhasil, kata nila, kolaborasi yang dilakukan keduanya menjadi awal dari cara baru dalam menawarkan solusi layanan keuangan kepada para pengguna gojek. Analis dari pilarmas investindo sekuritas, maximilianus nico demus, mengatakan strategi bank jago yang menggandeng gojek dapat menjadi keunggulan dan pembeda bank tersebut dengan bank digital lain. Potensi yang dimiliki kian cemerlang setelah gojek menjajaki merger dengan raksasa e-commerce tokopedia. “kita tahu tokopedia memiliki 70-80 juta pengguna aktif setiap hari, dan gojek memiliki 40 juta pengguna aktif.

Total ada 100 juta pengguna aktif yang akan masuk sebagai calon nasabah,” ucapnya. Akuisisi bank digital juga dilakukan perusahaan retail pt sumber alfaria trijaya tbk (amrt) atau alfamart. Alfamart dikabarkan bakal melakukan penyertaan saham pada pt bank aladin syariah tbk (bank). Sebelum melakukan rebranding sebagai bank digital, bank aladin syariah bernama pt bank net indonesia syariah tbk.

Kerja sama tersebut diharapkan dapat mendorong integrasi layanan kedua entitas, sehingga dapat saling mendukung pengembangan bisnis ke depan. Ketika dimintai konfirmasi, corporate affairs director alfamart, solihin, menyatakan, hingga saat ini, perusahaan belum memiliki komitmen apa pun ihwal rencana investasi tersebut. Pengguna membuka aplikasi akulaku di jakarta, 6 januari 2021. Tempo/tony hartawan ekonom dari institute for development of economics and finance (indef), bhima yudhistira adhinegara, memperkirakan, dalam lima tahun ke depan, bank digital berpeluang merebut 20-30 persen pangsa pasar bank konvensional.

“mereka akan menggarap pasar secara paralel, masuk ke segmen tradisional, juga segmen unbankable yang selama ini belum tersentuh,” kata bhima. Tren konsolidasi bank, termasuk bank digital , di satu sisi kian tak terelakkan karena dampak pandemi covid-19 yang berkepanjangan. Adanya tekanan kinerja, pengetatan likuiditas, dan biaya operasional, misalnya, akan membuat bank mempertimbangkan opsi konsolidasi. “bank-bank dengan kinerja yang lemah akan menjadi target akuisisi.


Baca Juga

0  Komentar