Askrindo Genjot Bisnis Ritel Hingga Fintech
Investor Selasa, 23 Maret 2021

Askrindo genjot bisnis ritel hingga fintech jakarta, investor.id – pt asuransi kredit indonesia (persero) atau askrindo tengah mengembangkan produk-produk ritel melalui asuransi umum, hingga merambah asuransi bisnis financial technology ( fintech ). Di samping itu, perseroan menggenjot fokus utamanya di bisnis komersial dan korporasi, sehingga semakin melengkapi keberagaman produk dan layanan yang diberikan kepada masyarakat. “kami terus berupaya melakukan diversifikasi produk, sesuai dengan perkembangan digital yang semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir ini,’’ terang kepala divisi pemasaran digital askrindo ardian brahmana dalam keterangan tertulis, selasa (23/3). Dia menjelaskan, produk yang ditawarkan askrindo sudah berbasis digital sehingga pihaknya tidak perlu lagi secara langsung harus bertemu dengan mitra bisnis atau perorangan.
Proses underwriting hingga pengajuan klaim juga semakin mudah, tanpa mengesampingkan prinsip kehati-hatian. Sejak kuartal iii-2020, askrindo semakin aktif menggenjot bisnis ritel antara lain melalui asuransi kebakaran, kecelakaan, hingga perjalanan, dengan total pemegang polis hingga awal maret mencapai 21.000 polis dan nilai pertanggungan rp 24 miliar. Layanan produk ritel ini bisa langsung dibeli secara online di website askrindo dengan proses yang mudah serta proses klaim yang tidak berbelit-belit, karena telah ditopang oleh sistem teknologi yang lebih canggih. Selain menggenjot bisnis ritel, anak usaha indonesia financial group ini, juga mendongkrak bisnis fintech yang semakin menjamur di indonesia, baik melalui produk konvensional maupun produk produktif dan konsumptif.
Fintech yang diincar oleh askrindo tentunya yang memiliki track record baik dengan tingkat kolektibilitas tinggi, telah terdaftar di otoritas jasa keuangan (ojk) dan menjadi anggota asosiasi fintech pendanaan bersama indonesia (afpi). Hingga saat ini, askrindo telah bekerja sama dengan 12 fintech besar di indonesia dengan potensi nilai ekspansi setiap bulan sekitar rp 10 triliun sebelum masa pandemi, dan saat ini nilai ekspansinya perlahan pulih kembali ke kisaran rp 7 triliun per bulan. Perseroan menargetkan perolehan premi untuk bisnis ritel dan fintech sekitar rp 20 miliar pada akhir 2021. “selama masa pandemi memang terjadi peningkatan rasio kredit bermasalah, namun kami telah melakukan mitigasi risiko bersama mitra kami untuk bisa segera menurunkan kredit yang bermasalah, sehingga kami bisa tetap menopang permodalan dan usaha mereka, papar ardian.
Sementara itu, untuk menopang dan menggenjot seluruh lini bisnis, askrindo dalam 3 tahun terakhir telah melakukan pengembangan teknologi informasi (it) sehingga mampu bersaing dalam industri 4.0 saat ini, mulai dari peningkatan teknologi itu sendiri, sumber daya manusia, bisnis proses hingga tata kelolanya. Diharapkan pada tahun ini seluruh road map yang telah disusun sejak 2018, sepenuhnya mampu diimplementasikan mulai dari pusat, cabang hingga kepada mitra bisnis. “pengembangan teknologi ini sangat diperlukan untuk pencatatan produksi yang tepat serta mempercepat analisa underwriting dengan meminimalisi kerugian karena potensi klaim yang lebih besar di masa mendatang bisa dimitigasi, atau dengan kata lain tingkat akurasi analisa semakin tinggi dan dapat dipertanggujawabkan,” papar kepala divisi pengembangan it askrindo rachmad hidayat. Secara keseluruhan untuk pengembangan teknologi, perusahaan menganggarkan belanja modal sekitar rp 250 miliar.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu