Astra Siap Tambah Investasi di 'Start-up'

Investor   Rabu, 26 Mei 2021

img

Astra siap tambah investasi di 'start-up' jakarta, investor.id – pt astra international tbk (asii) menyatakan minatnya untuk menambah portofolio investasi di perusahaan rintisan ( start-up ). Sebab, start-up dinilai memiliki model bisnis yang baik dan prospektif. Head of investor relation astra international tira ardianti menjelaskan, sejauh ini, astra international sudah berinvestasi di tiga perusahaan unicorn dan start-up , yakni gojek sebesar us$ 250 juta, sayurbox sebesar us$ 50 juta, dan halodoc sebesar us$ 35 juta. Setelah investasi tersebut, astra akan selalu menjajaki kesempatan yang ada.

"astra selalu menjajaki kesempatan yang ada dan dari manajemen juga selalu melihat perkembangan ekonomi digital," jelas tira dalam acara workshop wartawan pasar modal secara virtual, selasa (25/5). Tira menegaskan, dengan berinvestasi di start-up , astra bisa melakukan modernisasi bisnis sekaligus berinovasi secara organik. Selain itu, astra bisa ikut berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi digital di indonesia. Hal terpenting, lanjut tira, adalah start-up memiliki model dan prospek yang baik.

Hal ini sejalan dengan visi dan misi astra international yang ingin membangun sinergi dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. "astra tertarik berinvestasi di start-up , nanti kami akan lihat apakah akan menambah lebih banyak lagi. Ini adalah sesuatu yang kami cermati," jelas dia. Selain berinvestasi di start-up , astra juga tertarik berinvestasi di perusahaan jasa keuangan.

Namun, tira menjelaskan, pengembangan perusahaan jasa keuangan ini lebih difokuskan kepada sektor yang menyentuh segmen ritel. Sebelumnya, astra pernah memiliki bisnis di perbankan, yakni melalui pt bank permata tbk (bnli). Akan tetapi, perseroan menjual kepemilikannya di bank tersebut pada 2020 dan memilih fokus berinvestasi ke sektor jasa keuangan lain. Ke depan, astra tidak menutup kemungkinan untuk berinvestasi di perbankan.

Apalagi, saat ini marak pembahasan mengenai bank digital. Namun, astra tidak bisa memastikan investasi tersebut pada saat ini karena harus menyesuaikan dinamika di bisnis dan industri tersebut. "kami tidak menutup peluang untuk bisnis yang terus berkembang dan berkelanjutan dalam jangka panjang," papar dia. Sejauh ini, astra telah memiliki delapan lini bisnis utama, yakni otomotif; jasa keuangan; alat berat dan pertambangan; konstruksi; agribisnis; infrastruktur dan logistik; informasi teknologi; properti.

Dengan dukungan delapan bisnis utama tersebut, astra international bisa membukukan pendapatan sebesar rp 51,7 triliun pada kuartal i-2021 atau turun 4% dari kuartal i-2020 yang mencapai rp 54 triliun. Seiring penurunan pendapatan tersebut, laba bersih perseroan juga turun 22% menjadi rp 3,7 triliun dari rp 4,8 triliun pada kuartal i-2020. Head of corporation communications astra international boy kelana soebroto menjelaskan, penurunan pendapatan ini disebabkan karena pandemi covid-19. "tahun lalu pandemi covid-19 baru dimulai, kendati beberapa bulan ini kondisi perlahan membaik, namun masih ada ketidakpastian," jelas dia.

Adapun di antara delapan lini bisnis astra, lini bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi mencatat peningkatan laba bersih sebesar 3% menjadi rp 1,1 triliun pada kuartal i-2021. Peningkatan laba bersih ditopang oleh penjualan alat berat komatsu serta perbaikan harga emas dan batu bara. Astra bisa membukukan peningkatan laba bersih dari segmen ini, meski pendapatannya menurun 2% menjadi rp 17,89 triliun. Sementara itu, lini bisnis lainnya, yakni jasa keuangan mencatat penurunan laba bersih sebesar 30% menjadi rp 985 miliar.

Penurunan ini karena adanya peningkatan provisi untuk mengantisipasi risiko kredit bermasalah ( non-performing loan /npl). Berbeda dengan segmen bisnis lainnya, pt astra otoparts tbk (auto), yaitu lini bisnis astra yang bergerak di bidang otomotif mencatat peningkatan laba bersih 43% menjadi rp 164 miliar. Direktur keuangan astra otoparts wanny wijaya menjelaskan, peningkatan laba bersih ini karena adanya peningkatan nilai tukar dolar as terhadap rupiah sehingga memberikan pendapatan kepada perseroan. Padahal, di periode yang sama, astra otoparts membukukan penurunan pendapatan sebesar 6% menjadi rp 3,61 triliun dari rp 3,84 triliun pada kuartal i-2020.


Baca Juga

0  Komentar