Baby Boomers 'Gaptek' Ogah ke Kripto, tapi Tajir Melintir
Cnbcindonesia-market Rabu, 28 April 2021

Baby boomers 'gaptek' ogah ke kripto, tapi tajir melintir jakarta, cnbc indonesia - tren investasi mata uang kripto ( cryptocurrency ) masih belum memudar hingga saat ini. Para investor ( trader ) di pasar kripto pun kini tak hanya investor ritel, namun investor institusi mulai merambah ke instrumen investasi digital ini. Contohnya saja perusahaan produsen mobil listrik ternama di dunia, yakni tesla inc. Tesla sendiri berinvestasi di bitcoin sebesar us$ 1,5 miliar pada februari lalu dan kemudian mengurangi kepemilikannya sebesar 10%.
Hal ini telah berdampak positif di mana uang kripto ini memberikan sumbangan us$ 101 juta pada profitabilitas tesla. Bagi kaum milenial, termasuk sang ceo tesla, elon musk, pasar kripto memanglah menjanjikan, dibandingkan dengan instrumen lainnya, seperti saham atau rival dari kripto itu sendiri, yakni emas. Keunggulan cryptocurrency adalah dapat melakukan transaksi seperti menukar atau transfer tanpa diketahui oleh regulator. Namun, karena keunggulannya tersebut, cryptocurrency cenderung digunakan untuk tindak kejahatan seperti bandar narkoba dan terorisme.
Apalagi sampai saat ini, kripto masih belum memiliki underlying asset yang pasti dan tentunya fundamental kripto masih belum sejelas dengan saham. Alhasil, beberapa investor berpengalaman yang juga tentunya sudah berkecimpung sangat lama di dunia investasi pun angkat bicara terkait instrumen kripto. Investor berpengalaman tersebut di antaranya investor kawakan warren buffett dan dari indonesia yakni lo kheng hong. Sementara selain dari kalangan investor kawakan, beberapa orang terkenal lainnya juga mengutarakan pendapat negatifnya terkait mata uang kripto.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu