Digitalisasi Keuangan, Ini Pesan Khusus BI ke Bank & Fintech
Cnbcindonesia-fintech Rabu, 31 Maret 2021

Digitalisasi keuangan, ini pesan khusus bi ke bank & fintech jakarta, cnbc indonesia - digitalisasi keuangan mengharuskan pelaku di dalam ekosistem harus saling bekerja sama. Begitu juga diantara perbankan dan fintech. Hal ini terdapat dalam blue print sistem pembayaran indonesia (bspi) 2025 yang disusun oleh bank indonesia. Salah satu fokusnya adalah kerja sama kedua lembaga dalam sistem keuangan tersebut.
"interlink fintech dan perbankan, harus bekerja sama untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal," kata asisten gubernur kepala departemen kebijakan sistem pembayaran bi, filianingsih hendarta, dalam seri webinar ekosistem ekonomi digital oleh csis, rabu (31/3/2021). Dia menjelaskan fintech memiliki sifat agile (rapuh) dan inovatif. Sementara untuk perbankan salah satunya memiliki manajemen risiko yang baik. Blue print sistem pembayaran ini merupakan jawaban atas kebutuhan untuk mengoptimalkan peluang dan memitigasi resiko yang terjadi di dunia ekonomi digital.
Fillianingsih mengatakan fokusnya adalah membangun ekosistem. Terdapat lima visi pada blue print tersebut termasuk soal kerja sama fintech dan perbankan. Selain itu ada mengenai integrasi ekonomi keuangan digital serta mendukung digitalisasi perbankan. Adapula mengenai penjaminan keseimbangan antara inovasi dengan consumer protection, integritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat.
Terakhir mengenai kepentingan nasional dalam ekonomi keuangan digital antar negara. Lima visi blue print tadi diwujudkan dalam lima inisiatif dengan 23 deliverable. Ada implementasi sendiri dari bi hingga melakukan kolaborasi dengan kementerian, lembaga dan industri terkait. Harapannya dengan keberadaan bspi, arus digitalisasi di indonesia mampu dimanfaatkan optimal di masyarakat secara merata dan sustainable.
Dia menuturkan jika investasi di fintech dan pembayaran indonesia terus mengalir masuk. Untuk menjaga kepentingan itu harus memastikan indonesia menjadi tuan rumah di negara sendiri. "indonesia terlalu seksi untuk investor asing, investasi fintech dan pembayaran terus masuk. Untuk menjaga itu, indonesia jadi tuan rumah di tempat sendiri," ujarnya.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu