Dow Futures Flat, tapi Kontrak Nasdaq Melesat Nyaris 1%

Cnbcindonesia-market   Kamis, 8 April 2021

img

Dow futures flat, tapi kontrak nasdaq melesat nyaris 1% jakarta, cnbc indonesia - kontrak berjangka (futures) indeks bursa amerika serikat (as) kembali menguat pada perdagangan kamis (8/4/2021), meski tipis, dengan kontrak futures nasdaq mencuri perhatian. Kontrak futures dow jones industrial average cenderung flat, dan kontrak serupa indeks s&p 500 naik 0,3%. Sementara itu, kontrak nasdaq melesat hingga nyaris 1% berkat kenaikan saham faang (facebook, amazon, apple, netflix dan google) di sesi pra-pembukaan. Pada rabu, indeks s&p 500 mencetak rekor tertinggi baru di penutupan, sebesar 4.079,95.

Dow jones industrial average juga ditutup menguat 16 poin (+0,1%) dan menyentuh rekor tertinggi baru. Namun, nasdaq melemah 0,1% meski amazon, apple dan alphabet (induk usaha google) kompak naik lebih dari 1%, sementara facebook melesat 2,2%. Investor kian mantap masuk ke bursa saham setelah nota rapat bank sentral as (federal reserve/the fed) menunjukkan bahwa otoritas moneter mempertahankan laju pembelian surat berharga di pasar, guna menopang harga yang stabil dan penyerapan penuh tenaga kerja. Bagi perencana investasi saham evercore isi dennis debusschere, inflasi tak lantas mendorong bank sentral untuk turun tangan.

Pasar sebelumnya menebak-nebak kapan the fed bakal menaikkan suku bunga jauh, dan menduga kemungkinan akan dilakukan lebih dini. "pertanyaannya apakah the fed menaikkan suku bunga sebelum inflasi melewati angka 2% untuk beberapa waktu... Pada akhirnya yang terpenting adalah hasilnya," tutur dia, sebagaimana dikutip cnbc international. Jika bank sentral tetap mengikuti rencana awal, maka kurva imbal hasil (yield) antara surat utang pemerintah tenor panjang dan pendek akan kian berjauhan.

Artinya, pasar kian yakin outlook ekonomi membaik dan angka pengangguran anjlok. Sementara itu, presiden as joe biden pada rabu di washington menyatakan siap bernegosiasi terkait dengan rencana kenaikan pajak penghasilan (pph) badan menjadi 28%, guna mendanai program infrastrukturnya senilai us$ 2 triliun. Departemen keuangan as menyatakan bahwa proposal tersebut akan berujung pada pendapatan ekstra sebesar us$ 2,5 triliun dalam 15 tahun untuk membiayai program yang berjalan selama 8 tahun tersebut. Sejak awal, partai republik menyatakan keberatannya atas rencana penaikan pajak korporasi tersebut, terutama di tengah situasi pandemi.


Baca Juga

0  Komentar