Duh! Bursa Asia Masih Loyo, Cuma Jepang yang Bersemangat
Cnbcindonesia-market Kamis, 25 Maret 2021

Duh! bursa asia masih loyo, cuma jepang yang bersemangat jakarta, cnbc indonesia - bursa asia mayoritas dibuka melemah pada perdagangan kamis (25/3/2021), mengikuti bursa saham amerika serikat (as) yang juga ditutup melemah pada perdagangan rabu (24/3/2021) waktu setempat di tengah memburuknya sentimen dari eropa dan aksi jual investor di saham teknologi as kemarin. Hanya indeks nikkei jepang yang dibuka di zona hijau pada hari ini, di mana indeks saham acuan negeri matahari terbit tersebut dibuka menguat 0,21%. Sedangkan sisanya kembali dibuka melemah pada hari ini. Tercatat indeks hang seng hong kong dibuka merosot 1,04%, shanghai composite china melemah 0,36%, sti singapura terdepresiasi 0,27% dan kospi korea selatan terpangkas 0,22%.
Pergerakan bursa asia cenderung mengikuti bursa saham as, wall street yang ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin. Beralih ke negeri paman sam (as), bursa saham wall street kembali melemah pada perdagangan rabu waktu setempat, di tengah aksi jual saham teknologi as yang kembali terjadi kemarin. Indek dow jones industrial average (djia) turun tipis 0,01% ke level 32.420,06, s&p 500 melemah 0,55% ke 3.889,14, dan nasdaq composite yang kaya akan teknologi terkena aksi jual investor dan kembali ambles 2,01% ke 12.961,89. Dilansir dari reuters, investor menjual saham dengan kinerja besar tahun lalu, mayoritas saham teknologi yang menggandakan indeks nasdaq dari posisi terendah di 2020.
Investor pun membeli saham berorientasi nilai yang di bawah harga pasar untuk melakukan pemulihan. Saham apple inc, tesla inc, amazon.com inc, facebook inc dan microsoft corp memimpin penurunan pada indeks s&p 500 dan nasdaq. "mood di pasar sedang rapuh. Optimisme yang membuat pasar saham reli selama 2-3 pekan mereda seiring gelombangan serangan corona ketiga di eropa dan lockdown," kata michael hewson, chief market analyst di cmc markets, seperti dikutip dari reuters.
Memang sempat ada sentimen positif yaitu aktivitas bisnis di eropa yang secara mengejutkan diperkirakan naik. Pembacaan awal (flash reading) terhadap aktivitas bisnis yang dicerminkan oleh purchasing managers' index (pmi) di zona euro untuk periode maret 2021 adalah 52,5. Naik dibandingkan februari yang sebesar 48,8 sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak 2018. Pmi menggunakan angka 50 sebagai titik awal.
Kalau di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Namun, ekspansi manufaktur ini dinilai tidak akan bertahan lama. Lockdown kemungkinan besar akan membawa pmi zona euro kembali ke zona kontraksi (di bawah 50). "pada maret, pmi zona euro akhirnya berada di atas 50, pertama dalam enam bulan terakhir.
Namun dengan berbagai kebijakan pengetatan, perbaikan ini tidak akan berkelanjutan," tegas jessica hinds, ekonom capital economics, sebagaimana diberitakan reuters. Di lain sisi, ketua bank sentral as (the federal reserve/the fed) jerome 'jay' powell dan menteri keuangan as janet yellen kembali melakukan rapat kerja dengan kongres, kali ini di komite perbankan senat. Dalam rapat itu, powell menegaskan bahwa prospek ekonomi as akan cerah. "akan sangat-sangat kuat pada tahun ini.
Kemungkinan besar seperti itu," tegas powell menjawab pertanyaan tentang prospek ekonomi negeri paman sam. Namun pasar tidak mudah percaya dengan pernyataan powell. Sebab ada tendensi data ekonomi as yang tadinya ciamik mulai berubah menjadi tumpul. Misalnya, pemesanan barang tahan lama (durable goods) pada februari 2021 turun 1,1% dibandingkan bulan sebelumnya.
Ini adalah penurunan pertama setelah pertumbuhan selama sembilan bulan beruntun. Kemudian permohonan pengajuan kredit pemilikan rumah (kpr) pada pekan yang berakhir 19 maret 2021 turun 2,5% dibandingkan pekan sebelumnya. Pengajuan kpr sudah turun selama tiga minggu berturut-turut. Sementara penjualan rumah baru pada februari 2021 turun 18,2% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 775.000 unit.
Ini adalah penjualan terendah dalam sembilan bulan terakhir. "kita tahu bahwa ekonomi katanya mulai terakselerasi pada kuartal ii. Namun kita belum melihat akselerasi itu, kita masih menunggu," tegas david kelly, chief global strategist di jp morgan asset management, seperti dikutip dari reuters. Tim riset cnbc indonesia.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu