Fokus Pasar: Upaya Bank Indonesia Jaga Stabilitas

Investor   Rabu, 21 April 2021

img

Fokus pasar: upaya bank indonesia jaga stabilitas jakarta, investor.id - hari ini para pelaku pasar mencermati keputusan bank indonesia (bi) yang mempertahankan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate di 3,5%, kemudian suku bunga simpanan di 2.75%, dan suku bunga kredit di 4.25%. Dalam riset hariannya, pilarmas sekuritas menjelaskan, keputusan yang diambil oleh bi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas moneter dari tekanan eksternal yang masih tinggi. Faktor ketidakpastian pasar keuangan global dan inflasi yang rendah yakni 1.37% secara tahunan juga menjadi salah satu pertimbangan bagi bi. Rapat dewan gubernur (rdg) bi baru-baru ini juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi indonesia berpotensi lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.

Selain itu, depresiasi rupiah yang secara year to date mencapai 3.6% akan menjadi fokus bank indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar sepanjang tahun pemulihan. Untuk diketahui pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi indonesia diperkirakan bertumbuh pada rentang 4.1% - 5.1% lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yakni 4.3% - 5.3%. Pemangkasan proyeksi terjadi karena adanya mobilitas yang masih terbatas, namun capital outflow turut menekan mata uang rupiah. Adapun pemangkasan ini terjadi akibat pilarmas menilai, langkah yang dilakukan oleh terjadi karena adanya mobilitas yang masih terbatas, namun capital outflow turut menekan mata uang rupiah pilarmas melanjutkan, dengan adanya pemangkasan proyeksi tersebut menunjukan bahwa indonesia mengalami fase pemulihan lebih lambat daripada negara lainnya.

Hal itu akan membuat para pelaku pasar dan investor cenderung melepas aset berdenominasi rupiahnya dan memilih negara lain. Sejauh ini rupiah menjadi salah satu mata uang di asia yang memiliki kinerja terburuk terhadap dollar as, dimana turun sebanyak 3.2% secara year to date meskipun bank indonesia telah berulang kali melakukan intervensi. Adapun hingga april, capital outflow telah terjadi sebesar us$ 1,2 miliar termasuk di dalamnya saham dan obligasi. Dengan situasi dan kondisi seperti ini, pilarmas menilai, inflasi masih akan jauh dari target yang diinginkan oleh bank indonesia.

Meskipun bank indonesia masih berkemungkinan untuk memangkas tingkat suku bunga 25 bps lagi, kenaikkan imbal hasil us treasury masih akan menjadi salah satu momok yang akan menyulitkan bank indonesia untuk memangkas tingkat suku bunga. Di sisi lain, perhatian pelaku pasar juga akan terfokus pada potensi terjadinya defisit transaksi akibat kenaikan impor pada penghujung kuartal i 2021. Dengan demikian, pemerintah mempunyai tugas untuk menggenjot kinerja ekspor pada kuartal ii dan iii tahun untuk menghindari defisit neraca perdagangan. “terlebih konsumsi pada kuartal-ii 2021 yang diproyeksikan bertumbuh dapat menjadi kontributor naiknya impor yang bersifat konsumtif,” jelas pilarmas, rabu (21/4).


Baca Juga

0  Komentar