Investor Tak Takut Covid-19 Lagi, IHSG Meroket Nih?

Cnbcindonesia-market   Minggu, 11 April 2021

img

Investor tak takut covid-19 lagi, ihsg meroket nih? jakarta, cnbc indonesia - pasar keuangan dalam negeri bervariasi pada pekan lalu, indeks harga saham gabungan (ihsg) sukses bangkit, sementara rupiah melanjutkan tren penurunan menjadi 8 pekan beruntun. Dari pasar obligasi, surat berharga negara (sbn) mampu mencatat penguatan cukup tajam. Di awal pekan ini, pasar keuangan dalam negeri berpeluang menguat melihat sentimen pelaku pasar yang sedang bagus, seperti wall street kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada pekan lalu. Sementara investor asing terlihat sudah tidak takut lagi dengan penyakit akibat virus corona (covid-19).

Indikasi tersebut akan dibahas pada halaman 3. Sepanjang pekan lalu, ihsg menguat nyaris 1% ke 6.070,21, setelah melemah dalam 3 minggu beruntun. Dalam 5 hari perdagangan, ihsg mampu menguat sebanyak tiga kali. Dalam sepekan, investor asing melakukan aksi jual bersih ( net sell ) sebesar rp 1,87 triliun, dengan nilai transaksi mencapai rp 47,74 triliun.

Sementara itu, rupiah pada pekan lalu membukukan pelemahan 0,34% melawan dolar amerika serikat (as), sedangkan total pelemahan selama 8 pekan sebesar 4,37%. Mata uang garuda kini berada di level terlemah dalam 5 bulan terakhir. Dari pasar obligasi, surat berharga negara (sbn) mengalami penguatan di semua tenor, bahkan beberapa cukup signifikan. Penguatan tersebut tercermin dari penurunan yield , tenor 10 tahun misalnya yang turun hingga 30,8 basis poin ke 6,453%.

Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi, ketika harga naik, maka yield akan turun, dan sebaliknya. Sentimen yang mempengaruhi pergerakan dari dalam negeri, yakni data cadangan devisa serta indeks keyakinan konsumen (ikk). Bank indonesia (bi) pada rabu (7/4/2021) melaporkan cadangan devisa per akhir maret sebesar us$ 137,1 miliar, turun us$ 1,7 miliar dari bulan februari us$ 138,8 miliar yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. "posisi cadangan devisa indonesia pada akhir maret 2021 tercatat sebesar 137,1 miliar dolar as, tetap tinggi meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir februari 2021 sebesar 138,8 miliar dolar as," tulis bi dalam rilisnya, rabu (7/4/2021).

Sementara itu pada hari jumat (9/4/2021), bi melaporkan ikk berada di 93,4. Meningkat dibandingkan dengan 85,8 dan 84,9 pada februari dan januari 2021. Ikk menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Di atasnya berarti optimistis, sementara di bawahnya berarti pesimistis.

Artinya, ikk di bulan maret memang sudah membaik tetapi konsumen cenderung masih pesimistis atau belum pede memandang perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang. Selain dari dalam negeri, faktor eksternal lebih banyak mempengaruhi pergerakan ihsg, rupiah, hingga sbn. Bursa saham as (wall street) yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa memberikan sentimen positif ke ihsg. Sementara itu rupiah mengalami tekanan meski indeks dolar as anjlok nyaris 1% pada sepanjang pekan lalu.

Dolar as ternyata masih menjadi primadona pelaku pasar, khususnya ketika berhadapan dengan mata uang asia. Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan reuters. Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli ( long ) mata uang asia dan jual ( short ) dolar as. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang asia dan long dolar as, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang asia. Survei terbaru yang dirilis kamis (8/4/2021) menunjukkan angka untuk rupiah 0,59, naik dari dua pekan lalu 0,45. Artinya, semakin banyak pelaku pasar yang mengambil posisi jual rupiah. Sementara itu sbn mampu menguat setelah yield treasury 1,3 basis poin ke 1,666%.


Baca Juga

0  Komentar