Khotbah Sholat Idul Fitri Ini Bisa Diterapkan Saat Dilakukan di Rumah
News Okezone Kamis, 13 Mei 2021

Khotbah sholat idul fitri ini bisa diterapkan saat dilakukan di rumah jakarta - situasi saat ini memaksa sebagian umat islam melaksanakan sholat idul fitri di rumah. Namun ada juga yang di masjid maupun lapangan yang daerahnya berada dalam kawasan hijau. Sebagai gantinya umat islam dapat melaksanakan sholat idul fitri di rumah masing-masing. Hikmahnya harus belajar dan berani tampil untuk menjadi imam sholat idul fitri sekaligus khatib, bagi keluarga, di depan anak, istri dan mertua.
Berikut okezone berikan panduan tata cara sholat idul fitri lengkapnya dengan contoh khutbahnya: 1. Diawali niat sholat idul fitri 2. Kemudian pada rakaat pertama, setelah takbiratul ihram baca doa iftitah, ditambahkan takbir zaaidah sebanyak tujuh kali. Di antara takbir disunahkan membaca: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، وَاللهُ أَكْبَرُ subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar.
Artinya: "maha suci allah, segala puji bagi allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain allah, dan allah maha besar." 3. Dilanjutkan gerakan sholat seperti biasa 4. Bangun dari rakaat pertama, lanjutkan rakaat kedua, ditambahkan takbir zaaidah sebanyak lima kali. 5.
Lakukan hal yang sama, di antara takbir juga disunahkan membaca subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. Lanjutkan sebagaimana gerakan sholat biasa. Lalu salam, dan dilanjutkan dengan khutbah. Khotbah sholat idul fitri khotbah dilaksanakan dengan berdiri.
Kemudian yang dilakukan di khutbah yang pertama, takbir sebanyak sembilan kali. Kemudian memuji allah, salawat kepada nabi muhammad, wasiat takwa, membaca ayat suci alquran, duduk di antara dua khutbah, sekiranya cukup membaca surah al ikhlas, berdiri lagi di khutbah yang kedua dan takbir sebanyak tujuh kali. Kemudian ditambahkan dengan: memuji allah, salawat kepada nabi muhammad shallallahu alaihi wa sallam, wasiat takwa, doa. Berikut contoh lengkap khotbah sholat idul fitri إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ allahu akbar, allahu akbar, la ilaha illa allah, allahu akbar, wa lillahi ‘l-hamd kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan allah hari ini, kaum muslimin menunaikan sholat idul fitri 1 syawal 1441 hijriyah.
Di tempat ini, di rumah, lapangan, masjid dan ditempat-tempat lain di belahan bumi pada 1 syawal setiap tahun umat islam dalam milyaran orang mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid sebagai wujud rasa syukur kepada allah, dan pengakuan selaku hamba terhadap ke-esa-an allah serta pernyataan untuk selalu taat kepada-nya. Semua itu sebagai wujud kemenangan setelah selama satu bulan melaksanakan ibadah puasa ramadhan. Mudah-mudahan segala amalan ibadah kita pada bulan ramadhan mendapatkan pahala yang setimpal dari allah swt. Hari raya idul fitri sebagai puncak dari pelaksanaan ibadah puasa memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban melaksanakan ibadah puasa itu sendiri, yakni la alakum tattaqun (supaya kamu menjadi orang yang bertaqwa).
Idul fitri secara bahasa berarti hari raya kesucian atau juga berarti hari raya kemenangan. Yakni kemenangan mendapatkan kembali mencapai kesucian, fitri yang sejati. Adapun kata ‘id dalam bahasa arab diambil dari akar kata ‘ain-wa-da, yang memiliki banyak arti, diantaranya sesuatu yang berulang-ulang. Kata ‘id juga berarti kebiasaan dari kata ‘adah.
Dan kata ‘id juga memiliki arti kembali, kembali ke asal dari kata ‘audah. Dari pengertian yang terakhir, idul fitri atau kembali ke asal adalah pengertian yang sangat relevan dengan makna yang akan dicapai dalam pelaksanaan ibadah puasa. Ibadah puasa merupakan sarana penyucian diri, tentu saja apabila dijalankan dengan penuh kesungguhan dan ketulusan serta disadarinya tujuan puasa itu sendiri yakni sense of objective (memiliki rasa ketaqwaan) hal ini sebagaimana diajarkan oleh rasulullah saw yang berkaitan dengan asal kejadian manusia. Dikatakan dalam suatu hadits rasulullah saw ;“setiap anak yang lahir adalah dalam kesucian” penegasan yang berkenaan dengan kesucian bayi yang baru lahir juga dinyatakan dalam sebuah hadits lain yang mengatakan bahwa seorang bayi apabila meninggal, maka akan dijamin masuk surga.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu