Laba Vale Melonjak Berkat Kenaikan Harga Nikel
Investor Senin, 26 April 2021

Laba vale melonjak berkat kenaikan harga nikel jakarta, investor.id – pt vale indonesia tbk (inco) membukukan lonjakan laba bersih 16,37% menjadi us$ 33,69 juta pada kuartal i-2021 dibandingkan periode sama tahun lalu us$ 28,95 juta. Perseroan diuntungkan oleh kenaikan harga nikel. Adapun pendapatan perseroan pada kuartal i-2021 naik 18,2% menjadi us$ 206,5 juta dibandingkan periode sama tahun lalu us$ 174,65 juta. Kenaikan rata-rata harga nikel mampu mengimbangi penurunan penjualan selama kuartal i-2021.
“kami diuntungkan oleh kenaikan harga nikel pada kuartal i tahun ini. Pada saat bersamaan, kami juga berhasil mengendalikan biaya operasional di tengah kenaikan harga bahan bakar dan batu bara,” kata presiden direktur dan ceo vale indonesia nico kanter dalam keterangan tertulis, senin (26/4). Sementara itu, kas dan setara kas vale indonesia pada 31 maret 2021 sebesar us$ 386,2 juta, turun sedikit dari posisi per 31 desember 2020 sebesar us$ 388,7 juta. Perseroan akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas.
Vale indonesia telah mengeluarkan sekitar us$ 38,5 juta untuk belanja modal pada kuartal i-2021, mengalami penurunan dari yang dikeluarkan pada kuartal iv-2020 sebesar us$ 47,7 juta. Hingga kuartal i-2021, vale indonesia memproduksi 15.198 metrik ton (mt) nikel dalam matte, menurun masing-masing 8% dan 14% dibandingkan dengan produksi pada kuartal iv-2020 dan kuartal i-2020. Adapun produksi pada kuartal iv tahun lalu mencapai 16.445 mt sementara produksi pada kuartal i-2020 sejumlah 17.614 mt. Penurunan produksi tersebut dipicu oleh penurunan pada aktivitas pemeliharaan.
Sepanjang 2021, perseroan menargetkan produksi hingga 64 ribu mt. Perseroan turut berniat membangun kembali salah satu tanur listrik. Tahun ini, vale indonesia mengalokasikan belanja modal ( capital expenditure/capex ) us$ 130 juta. Anggaran tersebut akan digunakan untuk pembangunan kembali furnace 4 dan peremajaan alat berat tambang serta pengembangan tambang.
Prospek 2021 sebelumnya, analis bri danareksa sekuritas stefanus darmagiri mengungkapkan, bisnis nikel tetap bersinar ke depan, meskipun terjadi penurunan harga jual komoditas tersebut pada 2020. Namun, pada 2021, harga jual nikel diperkirakan pulih dan meningkat, sehingga laba bersih vale indonesia tahun ini diharapkan lebih baik. Ekspektasi harga jual yang lebih baik mendorong bri danareksa sekuritas merevisi naik target rata-rata harga jual nikel tahun ini dari us$ 17 ribu per ton menjadi us$ 18 ribu per ton. Sedangkan proyeksi rata-rata harga jual nikel tahun 2022 dipertahankan sebesar us$ 18 ribu per ton.
Membaiknya prospek vale indonesia, menurut dia, juga didukung oleh sejumlah proyek. Perseroan sedang menggelar tahap studi kelayakan fasilitas pemrosesan rkef di bahodopi, sulawesi tengah. Perseroan juga menggandeng mitra dari tiongkok untuk membangun fasilitas pemrosesan npi dan hpal berbahan baku nikel liomite di pomalaa, sulawesi tenggara. Adapun tertundanya pembangunan electric furnace 4 akan menjadi hal paling krusial bagi perseroan tahun ini.
Menurut stefanus, manajemen vale indonesia mengindikasikan bahwa pembangunannya mundur dari target semula mei 2021 akibat pandemi covid-19. Hal ini dipicu sulitnya pengiriman bahan material dari luar negeri akibat pandemi. Dengan penundaan tersebut, perseroan sedang menghitung ulang perkiraan volume produksi nikel dalam matte tahun ini. Sementara itu, solidnya harga jual nikel mendorong bri danareksa sekuritas untuk merevisi naik target laba bersih vale indonesia tahun 2021 dari us$ 132 juta menjadi us$ 152 juta.
Begitu juga dengan perkiraan pendapatan direvisi naik dari us$ 928 juta menjadi us$ 983 juta. Revisi naik tersebut sejalan dengan dinaikkannya target rata-rata harga jual nikel dari us$ 17 ribu per ton menjadi us$ 18 ribu per ton, dengan volume penjualan nikel dalam matte diperkirakan mencapai 70 ribu ton. Proyeksi kinerja keuangan vale indonesia tahun 2022 juga direvisi naik, yaitu laba bersih direvisi naik dari us$ 178 juta menjadi us$ 181 juta. Proyeksi pendapatan dipertahankan sebesar us$ 1,05 miliar.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu