Malang Nian! Terus 'Dibuang' Investor, Saham Bank Mini ARB

Cnbcindonesia-market   Selasa, 6 April 2021

img

Malang nian! terus 'dibuang' investor, saham bank mini arb jakarta, cnbc indonesia - saham-saham bank mini (bank dengan modal inti rp 1-5 triliun) kembali ambles serentak di zona merah pada awal perdagangan hari ini. Dua di antaranya tercatat menyentuh auto rejection bawah (arb). Para pelaku pasar tampaknya cenderung meninggalkan saham bank bermodal 'cekak' ini dalam sebulan terakhir. Berikut gerak saham-saham bank mini hari ini sampai sebulan: berdasarkan tabel di atas, terdapat 2 saham bank mini yang menyentuh arb, yakni bnba dan bksw.

Dalam sepekan, 11 dari 12 saham emiten di atas mengalami anjlok yang besar, merentang dari 1%-30%. Adapun dalam sebulan 10 dari 12 saham bank mini sudah anjlok sangat dalam, bahkan ada yang mencapai 60%. Ini menunjukkan pelaku pasar tampaknya terus melego saham-saham bank mini, setelah setidaknya sejak lebih dari sebulan lalu saham-saham ini 'terbang' tinggi. Saham bnba menjadi yang paling ambles hari ini, yakni sebesar 6,71% ke posisi rp 1.320/saham.

Adapun nilai transaksi saham ini sebesar rp 206 juta. Praktis, setelah otoritas bursa membuka kembali suspensi saham bnba pada 18 maret 2021, saham ini terus berkubang di zona merah selama 13 hari perdagangan berturut-turut. Alhasil dalam sebulan saham bnba sudah terjun bebas 60,24%, terbesar di antara saham-saham bank mini lainnya. Sebelumnya, pada 4 maret 2021 bei mengentikan sementara perdagangan saham bnba setelah saham ini terus bergerak liar dan naik secara signifikan.

Tercatat, dalam dua bulan terakhir bnba sudah tiga kali kena 'gembok' bursa. Sebelumnya, dalam surat permintaan penjelasan kepada bursa, pada 8 maret lalu, pihak bnba berkomitmen akan memenuhi kewajiban inti minimum sesuai pojk 12/2020. Pihak bnba juga membuka opsi pengembangan bank digital. Manajemen perusahaan menyebutkan sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Kemudian, bnba menegaskan sampai saat ini belum ada unicorn atau investor strategis yang berencana mengakuisisi bank. Di tempat kedua, saham bksw juga ambles sampai arb sebesar 6,63% ke rp 183/saham. Nilai transaksi saham ini sebesar rp 35,26 juta. Dengan demikian, setelah suspensi dibuka pada 25 maret lalu, saham ini terus tersungkur di zona merah selama 8 hari beruntun.

Hal tersebut membuat saham bksw ambles sedalam 29,07% dalam seminggu terakhir. Adapun dalam sebulan saham ini sudah anjlok 42,45%. Sebelumnya, bei 'menggembok' saham bksw pada 8 maret 2021 setelah saham ini mengalami peningkatan harga secara signifikan. Ini adalah kali kedua bksw disuspensi oleh pihak bursa setelah 4 maret 2021.

Adapun, menanggapi isu bank digital, dalam keterbukaan informasi 8 maret 2021, manajemen bksw mengutarakan, saat ini tengah fokus dalam pengembangan inovasi digital. Inovasi tersebut mulai dari pembukaan rekening hingga deposito berjangka online. Pihak bksw menegaskan, tidak ada unicorn yang hendak mengakuisisi perusahaan. Selain itu, bksw mengaku sudah memenuhi kewajiban modal inti minimum oleh ojk.

Hal tersebut dilakukan melalui penambahan modal oleh pemegang saham pengendali, qatar nasional bank (q.p.s.c), senilai us$ 30 juta atau sekitar rp 442 miliar pada pertengahan oktober lalu. Dengan demikian, modal inti bksw naik dari rp 2,61 triliun per september 2020 menjadi rp 3,2 triliun per desember tahun lalu. 'euforia' kenaikan saham bank mini beberapa waktu lalu didorong oleh sentimen narasi bank digital dan aturan pemenuhan modal inti oleh otoritas jasa keuangan (ojk) melalui pojk no 12/2020. Peraturan tersebut mengharuskan bank untuk memiliki modal inti minimum bank umum sebesar rp 1 triliun tahun ini, rp 2 triliun pada 2021 dan minimal rp 3 triliun tahun 2022.

Dengan aturan tersebut, bank-bank dengan modal mini harus mencari investor strategis untuk menyuntikkan modal. Sejumlah bank mini sudah memberikan tanggapan terkait isu bank digital melalui keterbukaan informasi di website bei. Bbhi, baca dan bbyb, misalnya, berencana untuk masuk ke bank digital. Namun, ada juga sejumlah bank mini lainnya yang menyangkal akan bertransformasi menjadi bank digital, seperti bgtg dan bmas.


Baca Juga

0  Komentar