Mandala Finance Bagi Dividen Rp 50,35 Miliar

Investor   Jumat, 21 Mei 2021

img

Mandala finance bagi dividen rp 50,35 miliar jakarta, investor.id - rapat umum pemegang saham tahunan (rupst) pt mandala multifinance tbk menyepakati pembagian dividen sebesar rp 50,35 miliar atau rp 19 per lembar saham. Di samping itu, perseroan optimistis kinerja bisa lebih baik dengan menargetkan pembiayaan baru ( booking ) mencapai rp 5,1 triliun di tahun 2021. "dividen sudah disepakati pada rupst sebesar rp 50,35 miliar atau rp 19 per lembar saham. Nilai itu sekitar 28% dari laba bersih di tahun 2020.

Secara persentase lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, tapi secara nilai lebih rendah dibandingkan tahun lalu," kata sekretaris perusahaan mandala finance mahrus seusai rupst, jumat (21/5). Dia menjelaskan, mandala finance sampai akhir 2020 membukukan laba bersih mencapai rp 174,39 miliar atau lebih rendah 53,8% secara tahunan ( year on year /yoy). Melambatnya realisasi laba bersih dipengaruhi sisi beban keuangan yang naik 7,8% menjadi rp 1,32 triliun karena peningkatan cadangan (ckpn) menyesuaikan psak 71. Selain itu, sisi pendapatan yang turun 10,6% (yoy) menjadi rp 1,56 triliun juga belum mampu mendongkrak laba bersih.

Faktornya, terutama dipengaruhi kinerja piutang pembiayaan konsumen yang tercatat 21,5% (yoy) menjadi rp 3,45 triliun di tahun 2020. Pada saat yang sama, perseroan juga mesti menjalankan proses restrukturisasi pembiayaan hingga rp 1 triliun. "kita ikut menjalankan restrukturisasi kepada konsumen. Secara keseluruhan restrukturisasi pembiayaan mencapai rp 1 triliun atau sekitar 30% dari total pembiayaan sekitar rp 4 triliun.

Sebagian besar sudah terlihat membaik dan mulai recovery. Pencadangan kita sudah sesuaikan dengan psak 71, tapi memang sebagian besar dari nasabah sudah kembali mampu bayar. Sisa sedikit dari nasabah yang direstrukturisasi," ungkap dia. Selanjutnya, sambung mahrus, pihaknya juga masih mampu menjaga tingkat pembiayaan bermasalah ( non performing financing /npf) gross tahun 2020 di posisi 2,19%.

Selain itu, gearing ratio relatif kuat di level 0,6 kali. Dia pun mengatakan, kinerja pembiayaan mandala finance kini mulai membaik meski belum sepenuhnya. Disebut sempat terpuruk di periode april 2020, pembiayaan baru perseroan sudah mencapai rp 1,12 triliun di kuartal i-2021. Nilai itu masih lebih rendah dibandingkan pencapaian di kuartal i-2020 yang mencapai rp 1,25 triliun.

Kendati lebih rendah, kinerja di awal tahun itu sudah mencapai 106% dari proyeksi atau telah melampaui ekspektasi dari perusahaan. "jadi kondisi ini mudah-mudahan akan terus berlanjut hingga bisa mencapai target booking kita di tahun 2021 ini mencapai rp 5,1 triliun. Karena memang secara historikal, booking di kuartal i memang selalu di bawah kuartal ii," terang mahrus. Dia menuturkan, secara umum strategi perseroan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Perseroan tetap fokus menggarap pembiayaan pada kendaraan roda dua baru dan bekas dengan porsi masing-masing 55% dan 45%. Selain itu, menjadi peluang tersendiri bagi perseroan untuk mengakuisisi nasabah baru melihat banyak dari multifinance lain sedang kesulitan pendanaan. Strategi juga tetap sama untuk menggarap segmen nasabah di luar pulau jawa, terutama melayani nasabah-nasabah di daerah pelosok. Hal sama juga diterapkan pada unit usaha syariah (uus) mandala finance.

"utamanya adalah kita harus hati-hati dan hanya memberi pembiayaan kepada nasabah yang layak. Perusahaan harus memastikan memilih nasabah yang sumber pendapatannya tidak terganggu pandemi," ungkap dia. Pendanaan di sisi lain, mandala finance tercatat memiliki total aset sebesar rp 4,21 triliun atau turun 10,9% (yoy) di akhir 2020. Liabilitas mencapai rp 1,87 triliun atau menurun 23,39% (yoy).

Sedangkan ekuitas tumbuh 2,5% (yoy) menjadi rp 2,33 triliun. Mahrus mengatakan, ekuitas yang cukup tebal tersebut kiranya dapat menambal 55% pendanaan yang dibutuhkan untuk mencapai booking mencapai rp 5,1 triliun di tahun ini. Sisa porsi pendanaan sebesar 45% akan diperoleh dari fasilitas pinjaman perbankan dan penerbitan surat utang. Pendanaan dari perbankan pun sudah mulai dikucurkan.

"bank permata, bca syariah, bni, dan cimb niaga sudah memberikan fasilitas dana. Sekarang sedang proses pencairan dana dari bca, btpn, dan ocbc nisp. Alhamdulillah pendanaan dari perbankan terhadap mandala finance tidak pernah dihentikan, hanya secara nilai berkurang," ujar dia. Mahrus menambahkan, porsi pendanaan dari perbankan akan lebih besar jika dibandingkan dengan dana surat utang.

Dalam waktu dekat, mandala finance berencana menerbitkan sukuk dengan total rp 1,5 triliun. Untuk tahap awal dikatakan sebesar rp 500 miliar. Selanjutnya, perseroan juga berencana kembali menerbitkan obligasi pada juli 2021. Editor : gora kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).


Baca Juga

0  Komentar