Mayoritas Dana 'Rights Issue' SBI untuk Bayar Utang

Investor   Rabu, 7 April 2021

img

Mayoritas dana 'rights issue' sbi untuk bayar utang jakarta, investor.id – pt solusi bangun indonesia tbk (smcb) atau sbi akan melepas 1,37 miliar saham baru atau setara 15,26% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam aksi penawaran umum terbatas atau rights issue. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar rp 2.300 per saham. Perseroan beniat menggunakan 96% dana hasil rights issue untuk membayar utang sindikasi bank. Sbi akan meraih dana segar rp 3,17 triliun dari rights issue ini, yang merupakan jalan bagi taiheiyo cement corporation untuk mengakuisisi 15% saham perseroan.

Setiap 10 miliar pemegang saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 23 juni 2021 berhak atas 1,80 miliar hmetd, dimana setiap 1 hmetd memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru. “pt semen indonesia industri bangunan selaku pengendali 98,31% saham perseroan, telah menyatakan tidak akan melaksanakan hmetd yang dimilikinya dan akan mengalihkan seluruh hmetd yang dimilikinya kepada taiheiyo cement,” jelas manajemen sbi dalam pengumuman resmi, rabu (7/4). Taiheiyo cement telah menyatakan akan melaksanakan seluruh hmetd yang dialihkan oleh siib dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1,35 saham baru atau rp 3,11 triliun. Perusahaan asal jepang tersebut juga memiliki dana yang cukup dan sanggup untuk melaksanakan seluruh hmetd yang dialihkan oleh siib.

Dengan asumsi publik mengeksekusi haknya pada rights issue , maka struktur kepemilikan saham sbi akan menjadi siib sebanyak 83,31%, taiheiyo cement sebesar 15%, dan publik tetap 1,69%. Namun, jika publik tidak melaksanakan haknya, maka kepemilikan publik akan menjadi 1,44% dan taiheiyo cement menjadi 15,04% saham. Sesuai rencana, perseroan akan menggunakan 96% dana rights issue untuk membayar sebagian utang sindikasi bank. Utang sindikasi yang dimaksud saat ini memiliki jumlah sisa utang rp 4,9 triliun dari nilai pokok rp 7,9 triliun.

Utang tersebut jatuh tempo pada desember 2025 dan memiliki tingkat bunga jibor 3 bulan+2% per tahun. Sementara itu, hanya sekitar 4% emisi rights issue yang diserap untuk investasi atau belanja modal. Salah satunya investasi ini dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan perseroan melakukan aktivitas ekspor. Sbi telah meraih persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (rupslb) pada 30 maret.

Perseroan menargetkan pernyataan efektif dari otoritas jasa keuangan (ojk) pada 11 juni, sehingga distribusi hmetd bisa terlaksana pada 24 juni, lalu periode perdagangan hmetd dijadwalkan pada 25 juni-8 juli. Sebagai informasi, aksi korporasi yang merupakan kelanjutan kerjasama antara taiheiyo cement dan grup semen indonesia yang ditandatangani melalui partnership agreement pada tahun lalu. Sbi juga sempat menandatangani perjanjian induk jual beli ( offtake ) semen antara perseroan dengan taiheiyo. Dengan penambahan modal itu, sbi berharap bisa memperkuat struktur permodalan dan mengembangkan kegiatan usaha.

Terkait kinerja tahun ini, presiden direktur sbi aulia mulki oemar mengharapkan akan terjadi kenaikan seiring program vaksinasi covid-19. Namun, perseroan tetap mempertimbangkan tantangan bisnis berupa peningkatan kasus positif covid-19, pembatasan sosial berskala besar, dan perang harga. “kami optimistis kinerja akan baik dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan kami paling tidak sama dengan pertumbuhan ekonomi indonesia (4,5%-5,5%),” pungkas dia.

Perseroan turut menargetkan ekspor akan lebih dari 1,5 juta ton dengan tujuan australia, bangladesh, filipina, dan tiongkok. Untuk mendukung target tersebut, perseroan mengalokasikan belanja modal ( capital expenditure/capex ) rp 500 miliar. Dana capex berasal dari kas internal. Sebagian besar capex akan dipakai untuk biaya pemeliharaan dan penguatan infrastruktur logistik perseroan.


Baca Juga

0  Komentar