Miris! Sempat Cuan, Emiten Ritel Ponsel Kini 'Berdarah-darah'

Cnbcindonesia-market   Rabu, 28 April 2021

img

Miris! sempat cuan, emiten ritel ponsel kini 'berdarah-darah' jakarta, cnbc indonesia - kinerja keuangan mayoritas emiten ritel telepon seluler (ponsel) benar-benar tertekan sepanjang tahun lalu. Selain akibat pandemi covid-19 yang membatasi pergerakan fisik dan membuat orang-orang menahan konsumsi, perubahan preferensi berbelanja masyarakat di era online ini juga tampaknya ikut mempengaruhi penjualan emiten-emiten tersebut. Bahkan, untuk terus bertahan, beberapa emiten akhirnya melakukan diversifikasi bisnis dan produk, mulai dari menjual peralatan komputer hingga bisnis gaya hidup seperti sneaker dan mesin kopi. Tim riset cnbc indonesia akan membahas secara singkat kinerja empat emiten ritel ponsel yang melantai di bursa efek indonesia (bei).

Keempat emiten yang dimaksud ialah, pt trikomsel oke tbk (trio), pt global teleshop tbk (glob), pt smartfren telecom tbk (fren) dan pt erajaya swasembada tbk (eraa). Kendati demikian, khusus smartfren juga tak hanya peritel ponsel tapi juga masuk sektor operator telekomunikasi. Dari empat emiten di atas, tiga di antaranya membukukan kinerja jeblok alias rugi bersih sepanjang 2020, adapun satu emiten mencatatkan peningkatan laba bersih yang signifikan. Pertama, trikomsel oke yang kembali mengalami rugi bersih yakni rp 272,13 miliar.

Angka ini lebih dalam dari rugi bersih tahun 2019 yang sebesar rp 103,63 miliar. Seiring dengan itu, trio pun mengalami penurunan pendapatan 48,85% menjadi rp 494,47 miliar secara tahunan (year on year/yoy). Apabila menilik lebih rinci, penurunan pendapatan trio terjadi di semua segmen. Segmen penyumbang pendapatan terbesar, yakni penjualan ponsel ambles dari rp 797,31 miliar menjadi rp 441,158 miliar.

Penjualan voucher isi ulang pun anjlok menjadi rp 34,26 miliar dari rp 138,31 miliar. Menarik, pada tahun lalu, ada segmen penjualan mesin dan peralatan kopi yang mencatatkan pendapatan rp 9,38 miliar. Pada 2019, segmen ini belum mencatatkan pendapatan di laporan keuangan perusahaan. Memang, apabila menyimak paparan publik ( public expose ) perusahaan, manajemen trio mengakui pandemi covid-19 sangat berdampak pada bisnis perusahaan seiring banyak pusat perbelanjaan ditutup.

Untuk menekan biaya dan demi efisiensi, pada awal 2020 trio menggabungkan seluruh kegiatan operasional toko di bawah satu entitas anak, pt trio distribusi, dengan fokus di pulau jawa. Selain itu, untuk menambal penurunan pendapatan dari toko offline , sepanjang tahun lalu perusahaan mencoba memaksimalkan penjualan secara online melalui marketplace , media sosial dan database pelanggan melalui www.oke.com. Adapun strategi lainnya, saat ini trikomsel berfokus pada produk-produk dengan margin tinggi, produk menengah dan mendukung kebijaka new normal serta memiliki perputaran penjualan yang cepat. Salah satunya ialah dengan menambah product range smart-edu-toys yang dijual di 101 outlet shop-in-shop.

Tidak hanya itu, perusahaan masih akan melakukan penghematan dan mencari investor baru untuk meningkatkan kinerja perseroan. Glob menderita situasi yang sama juga terjadi pada sang anak usaha, global teleshop alias glob. Pendapatan glob sepanjang tahun lalu ambles 87,14% menjadi rp 30,67 miliar. Adapun rugi bersih tercatat semakin dalam, yakni menjadi rp 50,61 miliar, dari rp 39,73 miliar pada akhir 2019.

Lebih rinci, pendapatan andalan dari segmen kartu perdana & voucher isi ulang dan telepon seluler anjlok drastis. Pada 2019, penjualan kartu perdana sebesar rp 107,35 miliar, tetapi pada akhir 2020 ambles menjadi rp 16,97 miliar. Penjualan telepon seluler pun terjun bebas menjadi rp 4,04 miliar, dari tahun sebelumnya rp 128,94 miliar. Adapun penjualan komputer dan notebooks nihil sepanjang 2020.

Tapi ada yang menarik, pada tahun lalu ada pendapatan dari penjualan mesin dan peralatan kopi senilai rp 9,38 miliar dan penjualan biji kopi sebesar rp 167,35 juta. Sebelumnya, pendapatan ini tidak ada di laporan keuangan. Ini menunjukkan, penjualan mesin dan peralatan kopi yang tercantum di laporan keuangan trio disumbang oleh glob. Informasi saja, setelah pengelolaan toko offline diserahkan ke sister company alias anak usaha trio lainnya, pt distribusi pada paruh pertama 2020 lalu, glob akhirnya berupaya mengalihkan fokus usaha ke bisnis gaya hidup, seperti penjualan sneaker, mesin dan peralatan kopi, minuman herbal dan jual-beli tas bekas bermerk terkenal.


Baca Juga

0  Komentar