Restrukturisasi Jiwasraya Pangkas Liabilitas Rp 14,85 Triliun
Investor Minggu, 23 Mei 2021

Restrukturisasi jiwasraya pangkas liabilitas rp 14,85 triliun jakarta, investor.id - program restrukturisasi polis yang dilakukan pt asuransi jiwasraya (persero) memangkas kewajiban atau liabilitas hingga rp 14,85 triliun. Adapun realisasi penurunan liabilitas lewat sejumlah polis yang setuju untuk direstrukturisasi sampai 20 mei 2021 mencapai rp 12,3 triliun. Seperti yang diketahui, per 31 desember 2020 jiwasraya tercatat memiliki kewajiban liabilitas mencapai rp 54,3 triliun. Dengan rincian sebesar rp 17,0 triliun berasal dari produk saving plan dan sebesar rp 37,3 triliun dari produk non saving plan.
Sementara itu, total aset yang disebut tidak likuid dan berkualitas buruk hanya tercatat sebesar rp 15,7 triliun. Kondisi itu menyebabkan jiwasraya tercatat negatif ekuitas hingga rp 38,6 triliun sampai akhir 2020 dan risk based capital (rbc) di level negatif 1.003%, atau jauh dibawah ketentuan seharusnya sebesar 120%. Ekuitas jiwasraya semakin menurun akibat liabilitas yang semakin meningkat, bisnis terhenti, dan pengembangan aset yang tidak berimbang. Sebelumnya pada tahun 2018 liabilitas sudah tercatat negatif rp 30,3 triliun dan kembali terperosok menjadi negatif rp 34,6 triliun.
Permasalahan keuangan itu juga yang memaksa jiwasraya membukukan utang klaim mencapai rp 20 triliun sampai akhir 2020. Utang klaim terhadap 17.459 polis saving plan mencapai rp 17 triliun. Utang klaim terhadap kategori polis korporasi sebesar rp 1,6 triliun dan utang klaim kepada polis ritel mencapai total rp 1,4 triliun. Ketua tim solusi jangka menengah restrukturisasi polis jiwasraya angger p yuwono menegaskan, opsi restrukturisasi menjadi langkah yang paling realistis untuk menyelamatkan dan melanjutkan manfaat polis di jiwasraya.
Banyak cara yang ditemui dalam rangka restrukturisasi polis, tapi pihaknya memilih untuk merancang produk baru pada setiap kategori nasabah untuk menggantikan sejumlah isi kontrak yang secara perhitungan telah menyebabkan permasalahan keuangan di jiwasraya. Dia mengatakan, restrukturisasi polis sedang berlangsung dan akan berakhir pada 31 mei 2021. Setelah itu, polis-polis yang sudah direstrukturisasi akan dialihkan kepada perusahaan baru bernama pt asuransi jiwa ifg (ifg life) yang sudah mendapatkan izin operasional dari otoritas jasa keuangan (ojk) dan sedang membangun infrastruktur pelayanan. Lebih lanjut, ifg life yang disebut sebagai penyelamat jiwasraya itu juga tengah menunggu pencairan modal dari pemerintah.
"tentu pada saat dialihkan, liabilitas jiwasraya akan turun. Jadi restrukturisasi itu menurunkan liabilitas jiwasraya terhadap pemegang polis," kata angger pada suatu dialog virtual, akhir pekan lalu. Sampai 20 mei 2021 restrukturisasi terus berprogres dan tentu menurunkan liabilitas. Sampai saat itu, realisasi penurunan liabilitas sudah mencapai rp 12,3 triliun dari target yang dicanangkan perusahaan mencapai rp 14,85 triliun.
Angger merinci, pada kategori polis korporasi sudah terdapat 92,7% atau sebanyak 1.969 polis direstrukturisasi. Target penurunan liabilitas dari restruktukturisasi polis korporasi sebesar rp 6,68 triliun. Realisasinya tercatat sebesar 70,5% atau senilai rp 4,7 triliun. Pihaknya optimistis 10 hari terakhir akan banyak dari nasabah-nasabah besar yang segera menyetujui penawaran restrukturisasi polis.
Selanjutnya kategori ritel terdapat 175.066 polis, dengan 82,0% atau sebanyak 143.526 polis sudah berkenan di restrukturisasi. Dari jumlah polis yang sudah direstrukturisasi itu, tercatat mampu menurunkan liabilitas sebesar rp 1,2 triliun atau 88,9% dari target penurunan liabilitas dari kategori ritel sebesar rp 1,38 triliun. Sementara dari kategori bancassurance atau saving plan , sudah terdapat 95% atau sebanyak 15.578 polis menyetujui restrukturisasi dari total 17.459 polis tercatat di jiwasraya. Realisasi restrukturisasi itu mencatat penurunan liabilitas sebesar rp 6,4 triliun atau 94,4% dari target penurunan liabilitas kategori bancassurance mencapai rp 6,79 triliun.
"upaya ini untuk pelaku industri asuransi itu miris. Kami harus berhadapan kepada pemegang polis menyangkut penurunan manfaat. Untuk memutuskan janji yang sudah terjamin di dalam polis. Namun ini adalah upaya luar biasa untuk menyelamatkan dan keberlanjutan polis.
Memang kami tidak bisa menyelamatkan seluruhnya, karena kalau mau menyelamatkan tapi tidak merubah isi polis itu tidak menjadi solusi. Berapapun modal yang dibutuhkan tidak akan cukup, bahkan bisa jadi malah dibutuhkan lagi penambahan modal di kemudian hari," ungkap angger. Polis hasil restrukturisasi di samping itu, angger menjelaskan, pihaknya memang perlu merubah sejumlah ketentuan dalam kontrak sehingga menghasilkan produk yang sehat dan bisa ditransfer ke ifg life. Misalnya pada produk korporasi atau asuransi kumpulan, produk endowment yang memberikan suku bunga cukup tinggi polisnya ditawarkan untuk dihentikan dan diganti dengan sebuah produk tabungan ditambah dengan top up asuransi.
Lahirnya produk berjenis tabungan itu karena jiwasraya tidak memiliki backup dana, maka berikanlah suku bunga tahunan jibor. Untuk anuitas pensiunan korporasi juga ditawarkan untuk polisnya dihentikan. Kemudian, nilai tunai yang ada menjadi dasar kelanjutan anuitas, namun dengan tarif yang baru. Karena tarif lama memiliki suku bunga tinggi, dikoreksi lewat produk anuitas dengan suku bunga yang lebih adil bagi kedua pihak.
Hal yang sama ditawarkan kepada polis-polis ritel yang menyangkut produk produk endowment dan anuitas pensiunan. Sedangkan untuk produk bancassurance seperti saving plan , berbagai ketentuan disusun kembali sehingga terdapat aspek pemotongan nilai tunai ( haircut ). "kemudian dibuatkan produk cicilan pelunasan dari produk tersebut tanpa bunga dengan beberapa alternatif yang ada, seperti cicilan 15 tahun tanpa bunga atau lima tahun dengan haircut di awal tahun. Lalu ada uang muka dibayarkan di awal tahun, lalu dicicil lima tahun tanpa bunga dengan jumlah haircut di depan," jelas dia.
Selain itu, polis risiko itu juga akan ada koreksi tarif berdasarkan atas kinerja dari polis yang ada saat ini. Misalnya yang dilakukan jiwasraya melalui analisa pada portofolio asuransi jiwa kredit (ajk), ditemukan bahwa selama lima tahun terakhir dengan jumlah lembaga 773 dan jumlah kontrak hampir 2.400, serta sekitar 1,5 juta nasabah, portofolio itu dijual dengan premi jauh dari yang seharusnya. "rasio klaim asuransi jiwa kredit memiliki agregat kira-kira 114%. Jadi selama lima tahun pun jiwasraya rugi di dalam penjualan produk asuransi jiwa kredit.
Begitu juga polis yang sifatnya risiko, dimana premi itu hanya 30% dari yang seharusnya. Produk itu mengcover jangka panjang dengan rasio klaim yang terjadi hampir 300%. Itu juga yang membuat kita melakukan restrukturisasi," beber angger. Pada polis risiko, sambung dia, utang klaim yang ada juga tidak mampu dibayarkan jiwasraya.
Makla klaim yang sudah terjadi juga dilakukan haircut sebesar 5%. Kemudian, ahli warisnya diundang untuk menjadi pemegang polis. Setelah itu, polis dengan 95% klaim, dicicil dengan sebuah produk jangka waktu lima tahun. Lalu polis itu dipindahkan ke ifg life seperti polis lainnya.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu