Selektif Sejak Awal Sebelum Kredit Dikucurkan

Koran Tempo   Senin, 17 Mei 2021

img

Selektif sejak awal sebelum kredit dikucurkan jakarta – penyaluran pinjaman yang kian agresif tak membuat perusahaan fintech lending lengah dalam menjaga rasio non-performing loan (npl) atau kredit macet. Antisipasi risiko npl diimplementasikan sedari awal untuk menjaga rasio tersebut tetap rendah. Chief executive officer (ceo) akseleran, ivan nikolas tambunan, menuturkan salah satu strategi yang diterapkan adalah selektif sejak awal melakukan asesmen atau penilaian terhadap aplikasi pinjaman nasabah. "kami lihat sektor usahanya, lalu bagaimana arus kasnya.

Kalau sudah terlalu ketat, kami tidak mau," ujarnya kepada tempo , kemarin. Terlebih, selama periode ramadan tercatat pengajuan pinjaman produktif meningkat seiring dengan meningkatnya geliat konsumsi masyarakat. Ivan mengatakan akseleran tak ingin jorjoran menyalurkan pinjaman tanpa memperhatikan kualitas atau kemampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya di kemudian hari. "karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sebulan pasca-lebaran ada tren kenaikan npl, sehingga kami memutuskan untuk memitigasi dari awal," katanya.

Hingga saat ini, akseleran mencatatkan tingkat npl 1,1 persen atau tingkat keberhasilan bayar dalam tempo 90 hari (tkb 90) sebesar 98,9 persen. Upaya menjegal kenaikan npl juga diterapkan oleh pt modal rakyat indonesia. Ceo modal rakyat, hendoko kwik, menuturkan pihaknya berupaya menahan rasio kredit macet tetap di bawah 0,5 persen dengan melakukan pembaruan sistem asesmen yang mumpuni. "kami memperkuat teknologi credit scoring dan selalu melakukan analisis risiko kredit dengan hati-hati," katanya.

Pengunjung pada indonesia fintech summit & expo 2019 di jakarta. Antara/audy alwi langkah selektif pun ditempuh perusahaan dalam memvalidasi data calon peminjam secara komprehensif untuk meminimalkan risiko gagal bayar di kemudian hari. "data yang kami analisis mulai dari cashflow , pinjaman yang masih aktif, kinerja penjualan, sampai kualitas invoice yang dimiliki," ujar hendoko. Sementara itu, platform fintech lending pt amartha mikro fintek memfokuskan portofolio pinjaman modal usaha pada sektor usaha produktif guna menekan laju npl.

Chief operating officer amartha, budhi siswoadi, berujar bahwa pencairan pinjaman terus diperketat selama periode ramadan hingga menjelang lebaran. "kami berfokus pada mitra lanjutan yang sudah memiliki histori pinjaman yang baik," ujarnya. Berdasarkan data otoritas jasa keuangan (ojk), tingkat npl industri fintech lending hingga maret 2021 sebesar 1,32 persen atau tkb 90 berada di level 98,68 persen. Kualitas kredit terpantau terus membaik, terlebih jika dibandingkan dengan posisi pada desember 2020.

Saat itu, tingkat npl mencapai 4,78 persen. Asosiasi fintech pendanaan bersama indonesia (afpi) sejak awal tahun ini terus mendorong semua pemain fintech lending menjaga tingkat npl agar tak melonjak di tengah masa pandemi covid-19 yang masih berlangsung. Direktur eksekutif afpi, kuseryansyah, menyebutkan salah satu upaya meredam kredit macet dilakukan melalui optimalisasi infrastruktur yang dapat dimanfaatkan bersama oleh industri, yaitu fintech data center. "sistem ini mengadopsi sistem penilaian kredit yang bergerak dinamis menyesuaikan profil peminjam maupun pendana," ucapnya.


Baca Juga

0  Komentar