Seret Penjualan di Pusat Belanja
Koran Tempo Selasa, 20 April 2021

Seret penjualan di pusat belanja jakarta – setelah babak belur dihantam pandemi, tingkat kunjungan ke pusat belanja menunjukkan tren peningkatan. Namun naiknya jumlah kunjungan belum mampu mendongkrak penjualan. Ketua umum asosiasi pengelola pusat belanja indonesia, alphonzus widjaja, mencatat rata-rata jumlah kunjungan di pusat belanja selama kuartal pertama 2021 berada di kisaran 40 persen. Dibanding tahun lalu, volumenya lebih baik lantaran kunjungan saat itu hanya berkisar 20-30 persen.
Aplhonzus memperkirakan tren ini dapat berlanjut hingga akhir tahun meski kenaikannya tak akan signifikan. "tingkat kunjungan dan penjualan pada bulan ramadan dan idul fitri tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu," katanya kepada tempo , kemarin. Namun momentum ramadan dan idul fitri dinilai tak akan terlalu berdampak signifikan. Dia memperkirakan kunjungan saat hari raya nanti bisa meningkat 30-40 persen.
Pada momentum yang sama tahun lalu, kenaikannya hanya sekitar 20 persen. Salah satu pendorongnya adalah kebijakan pemerintah melarang kegiatan mudik. Jika peraturan ini ditegakkan, alphonzus memperkirakan pusat-pusat belanja di kota-kota besar terutama akan lebih ramai. Di sisi lain, beberapa pemerintah daerah juga telah memberi kelonggaran, salah satunya dengan memperpanjang jam operasional.
Alphonzus menuturkan kunci kenaikan jumlah kunjungan terletak pada program vaksinasi. Pemerintah baru akan memberikan antivirus covid-19 kepada masyarakat umum pada kuartal iii nanti. "tingkat kunjungan ke pusat belanja baru akan mulai bergerak menuju normal setelah vaksinasi untuk masyarakat umum dilaksanakan," ujarnya. Pelanggan keluar dari zara, salah satu gerai grup map, di mal senayan city, jakarta, 26 desember 2020.
Tempo/hilman fathurrahman w. Ketua umum dewan pimpinan pusat asosiasi pengusaha ritel indonesia, roy nicholas mandey, menuturkan tren kenaikan jumlah pengunjung belum bisa memulihkan kinerja bisnis retail. "perbaikannya hanya sporadis. Di beberapa daerah tertentu baru menuju pra-pemulihan," katanya.
Salah satu penyebabnya adalah program vaksinasi yang masih belum menjangkau semua penduduk. Dia berharap pemerintah dapat mempercepat pemberian antivirus covid-19, sehingga masyarakat merasa aman berkegiatan. Roy menyatakan daya beli yang rendah juga turut andil dalam pemulihan sektor retail. Berdasarkan data badan pusat statistik, indeks harga konsumen (ihk) pada maret 2021 turun menjadi 1,37 persen dari bulan sebelumnya sebesar 1,38 persen.
Kementerian keuangan memperkirakan perekonomian selama tiga bulan pertama tahun ini masih tumbuh negatif di kisaran minus 1 hingga minus 0,1 persen. Akibat belum ada perbaikan, roy mengatakan, masih ada peretail yang harus menutup tokonya. Tahun lalu, dia mencatat terdapat 5-6 toko tutup dalam sehari akibat tertekan pandemi. Dia memperkirakan tahun ini jumlahnya berkurang menjadi 1-2 toko saja.
Gerai centro di bintaro xchange, misalnya, tutup pada maret lalu, setelah sebelumnya dikabarkan menutup gerai di plaza ambarrukmo, yogyakarta, dan margo city, depok. Ketua umum himpunan penyewa pusat perbelanjaan indonesia (hippindo), budihardjo iduansjah, membenarkan adanya sejumlah toko yang harus menutup gerai. Namun, seiring dengan perbaikan pasar, tak sedikit yang kembali beroperasi dengan format berbeda. "paling banyak mereka buka kembali di tempat sama, tapi dengan ukuran yang lebih kecil," katanya.
Dengan perubahan pola belanja masyarakat yang beralih ke online serta pembatasan kegiatan di pusat belanja, pengusaha tak bisa lagi mempertahankan metode bisnis lama. Anggota dewan penasihat hippindo, tutum rahanta, mengatakan kini kenaikan tingkat kunjungan di pusat belanja tak begitu berpengaruh pada penjualan. "masyarakat bukan tidak mau belanja. Ini pengaruh aktivitas mereka berhenti," tuturnya.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu