Survei BCA: Omzet Perusahaan Menengah ke Bawah Mulai Pulih

CNN Indonesia - Keuangan   Kamis, 8 April 2021

img

Survei bca: omzet perusahaan menengah ke bawah mulai pulih jakarta, cnn indonesia -- ekonom bca david sumual mengungkapkan hasil survei internal perusahaannya mencatat bahwa sebagian besar perusahaan swasta skala menengah ke bawah di indonesia sudah mulai merasakan pemulihan omzet pada tahun ini. Survei berasal dari kinerja keuangan sekitar 64 ribu perusahaan yang ada di ekosistem bca, mulai dari skala besar, menengah, hingga kecil. "sudah ada pemulihan yang cukup konsisten, bahkan sejak kuartal iii 2020. Pada kuartal ii 2020 memang data transaksi nasional yang ada di sistem bca memang turun sekitar 25 persen, tapi sekarang perlahan sudah konsisten pulih dan di maret 2021 sudah lebih tinggi dari prapandemi," ungkap david di acara indonesia macroeconomic update 2021, kamis (8/4).

Tak cuma dari sisi omzet, david mengatakan perbaikan juga terjadi dari sisi arus kas (cash flow) para perusahaan skala menengah ke bawah. Sebaliknya, perusahaan yang berskala besar justru masih cenderung tertekan baik arus kas maupun omzet mereka. Sebagian ada yang mulai meningkat omzetnya, tapi tetap belum setinggi kenaikan omzet pada perusahaan skala menengah ke bawah. Begitu juga dari sisi transaksi, perusahaan menengah ke bawah dengan belanja di bawah rp10 juta mulai pulih.

"belanja mereka lebih terlihat daripada belanja-belanja perusahaan dengan ticket size di atas rp10 juta. Yang kreditnya di kisaran rp15 juta sampai rp500 juta, omzetnya tumbuh sedikit lebih lemah daripada umkm. Ini karena pemerintah fokus beri stimulus ke umkm, tapi untuk perusahaan menengah ke atas, omzetnya belum pulih sepenuhnya," jelasnya. Senada, ketua umum asosiasi pengusaha indonesia (apindo) hariyadi sukamdani juga mengungkapkan hal serupa.

Ia mengatakan hasil survei yang diselenggarakan apindo kepada para anggotanya menunjukkan ada perbaikan keyakinan pemulihan dari mereka. "mereka memperkirakan di 2021 yang masih drop di 50 persen, sudah mengecil dari 44 persen menjadi 24 persen, yang dropnya 25-50 persen itu relatif stabil, hanya turun sedikit dari 28 persen ke 25 persen," ungkap hariyadi pada kesempatan yang sama. Kendati begitu, menurut hariyadi, hasil survei mencatat bahwa masih ada sekitar satu pertiga dari total seluruh perusahaan di apindo yang menyatakan hanya bisa bertahan dalam satu tahun ini bila kondisi ekonomi tidak juga pulih. Dari proyeksi ini, mereka umumnya lebih banyak memasang strategi bertahan melalui efisiensi.

Mulai dari pengurangan biaya produksi, tenaga kerja, hingga pengurangan kuantitas dan kualitas produksi. Sementara dari sisi pinjaman perbankan, mayoritas merasa masih perlu dukungan restrukturisasi karena masih kesulitan membayar utang kredit ke bank. "yang terbesar minta tunda bayar atau restrukturisasi, keringanan cicilan, keringanan bunga, ya intinya minta restrukturisasi," tuturnya. Lalu dari sisi stimulus pajak, hariyadi mengatakan hasil survei mencatat ada 70 persen anggota apindo yang memanfaatkan insentif dan stimulus dari pemerintah.

Umumnya, berupa keringanan di bidang pajak penghasilan (pph) pasal 21 dan pasal 25. "kita tanya apa stimulusnya sudah sesuai? ya memang yang terdampak ini seperti hotel, resto, transportasi darat, itu merasa belum. Yang sampaikan tidak puas masih cukup besar, 31,4 persen," ucapnya. Lebih lanjut, hasil survei apindo juga mencatat ada permintaan pengusaha agar boleh mencicil pembayaran tunjangan hari raya (thr) pada tahun ini.


Baca Juga

0  Komentar