Tradisi Sahur yang Hilang
Kompasiana Sabtu, 1 Mei 2021

Tradisi sahur yang hilang ramadan selalu menjadi momen bahagia sekaligus sedih bagi saya. Perbedaan yang sangat signifikan ketika ramadan di masa kecil dan saat saya sudah punya anak kecil itu sungguh terasa. Tak jarang menjalani ramadan butuh kesiapan psikis dan tak hanya fisik saja. Mental yang sudah terbiasa dengan kebahagiaan karena masih punya bapak, sekarang menjalani ramadan harus memutar kenangan puasa.
"oh, anak daraku. Moto'no je'." artinya lebih kurang: "wahai anak gadisku, bangunlah!" biasa saja memang tetapi kalau dengan nada khas bapak pasti saya senang dibangunkan dengan cara demikian. Soalnya kalau dibangunkan dengan orang yang nadanya marah-marah, sumpah bikin mood sahur menguap bersama mimpi. Selain itu, bapak juga suka bilang seperti ini: konten terkait tradisi sahur di turki tradisi sahur yang dirindukan tradisi sahur yang termasyhur tradisi "sahur sahur" yang selalu ditunggu yang hilang dari toa sahur sebuah tradisi "yang penting sahur" "imsaaak...
Imsaaak...!" ya, bapak sengaja berkata demikian supaya anak-anaknya segera bangun apalagi kalau dibangunkan pertama kali lalu belum ada yang bangun. Seringnya ini diperuntukkan untuk adikku yang nomor 3 karena memang ada kesulitan ketika dibangunkan. Cara halus tidak akan mempan sehingga teriak dengan kata imsak membuat adik saya langsung bangun. Dulu, keberadaan sahur patrol ini sangat membantu sekali semua penduduk kampung bangun.
Bagaimana tidak, beragam alat digunakan sehingga menimbulkan suara yang khas tetapi keras. Rasanya ketika ada yang tidak bangun dengan dentuman alat dan juga suara, sepertinya perlu dipertanyakan jenis telinga yang dipakai. Namun, di tengah pandemi semuanya nyaris tak ada. Kata mama yang bangunkan sahur tidak diberi ijin untuk membuat kerumunan.
Kalau di tempat tinggal saya saat ini malah sama sekali sudah tidak ada. Lucunya, anak-anak main petasan sehabis salat subuh. Padahal itu sangat mengganggu sekali. Saat masih sekolah di sma dan bangku kuliah, sahur jadi istimewa karena ada teman yang membangunkan.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu