Yasti Disejajarkan Dengan Menkeu dan Staf Ahli Presiden

Indo Post Manado   Minggu, 25 April 2021

img

Yasti disejajarkan dengan menkeu dan staf ahli presiden paparan potensi bolmong dalam dialog di tempo bolmong —bupati bolmong dra hj yasti soepredjo mokoagow makin diperhitungkan di tingkat nasional. Buktinya, orang nomor satu di kabupaten bolmong ini, menjadi narasumber bersama menteri keuangan, sri mulyani, staf ahli bidang keuangan dan pengembangan umkm, kementerian bumn loto srinaita ginting, direktur pt hm sampoerna tbk, elvira lianita, ekonom indef, enny sri hartati secara live di majalah tempo. Dialog yang dipandu redaktur ekonomi bisnis majalah tempo retno sulistyowati, mengangkat tema perempuan penggerak ekonomi di masa pandemi. Salah satu pertimbangan yasti menjadi narasumber adalah dibawah kepemimpinannya kabupaten bolmong mampu bertahan ditengah pukulan pandemi covid-19.

Kabupaten bolmong mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 sebesar 7,3 persen. Angka yang paling tinggi se provinsi sulawesi utara dan ada diatas rata rata pertumbuhan ekonomi nasional saat pandemic. Yasti saat diberikan kesempatan oleh moderator dalam diskusi, memaparkan langkah langkah penyelamatan ekonomi di daerah saat pandemic pada tahun 2020 lalu. Menurutnya, bolmong ini adalah satu kabupaten di antara 15 kabupaten di sulut dengan luas wilayah kami 26 persen secara keseluruhan provinsi sulut.

“kami sangat kaya akan sumber daya alam. Kami memiliki kurang lebih 70.000 lahan perkebunan untuk tanamn jagung. 24.000 lahan pertanian, ada 50.000 untuk kelapa dalam, 5000-an untuk tanaman holtikultura. Kemudian ada kopi sekitar 7000 hektar, serta ada coklat dan lain sebagainya,” jelasnya.

Disaat masa pandemi, pemerintah dan masyarakat tidak begitu sulit mengatasi perekonomian. Pemerintah memberikan berbagai stimulus yang utamanya dibidang pertanian. Bantuan bibit, bantuan pupuk kepada petani kami berikan. Pihaknya juga melakukan kampanye agar supaya masyarakat tetap melaksanakan aktivitas berkebun, yang berprofesi nelayan tetap nelayan karena kita memiliki bibir pantai kurang lebih 121.000 km.

Saya mengajak mereka tetap melaut, kemudian petani tetap berkebun. “kami juga melakukan optimalisasi lahan pertanian, artinya ada lahan yang belum di garap kami membuatkan peraturan bupati, dimana kepala desa kami minta untuk mendata semua lahan yang ada di masing-masing desanya. Untuk mendata yang sudah di garap dan belum di garap. Kalau yang belum di garap, pemerintah akan ikut campur disitu, pemerintah akan meminta mereka bercocok tanam, atau bisa dipinjamkan ke masyarakat lain untuk tanaman bulanan, tiga atau empat bulan sudah panen.

Ini yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bolmong di masa pandemic naik dari 7 persen jadi 7,3 persen. Tertinggi di sulut dan diatas rata rata nasional yang pada saat itu banyak daerah minus pertumbuhan ekonominya,” jelasnya. “kenapa saya masuk ke wilayah pertanian, karena memang kita memiliki lahan pertanian yang begitu luas dan harus di manfaatkan. Hari ini, untuk melanjutkan produksi pertanian kami, yang tidak lain adalah lumbung beras provinsi sulut, dan daerah sekelilingnya.

Kami berkerja sama dengan ojk. Dimana tadi, bu menteri sudah menyampaikan. Dimana ojk melihat potensi putaran ekonomi yang lebih besar ada di kabupaten bolmong. Ojk menghimpun perbankan nasional dan daerah, dan menghimpun juga pembeli dalam hal ini java atau pokban, tergantung ojk karena kita sudah dua kali rapat dengan ojk dan insya allah bulan depan sudah ada keputusannya,” tambahnya.

Pemkab bolmong kata yasti, memberikan bantuan pada saat pandemi kurang lebih rp30 miliar untuk bibit dan pupuk kepada petani. Itu hanya mampu untuk 14.500 hektar lahan petani. Kalau saja pemkab bolmong memberikan subsidi, karena bunga pinjaman kredit umkm itu 6 persen, rp300 miliar hanya rp18 miliar, rp30 miliar menghasilkan pertumbuhan ekonomi 7,3 persen di masa pandemi. Kalau kemudian rp300 miliar pinjaman dari perbankan dan subsidi bunga diberikan pemerintah daerah , bisa kita bayangkan berapa besar putaran uang disitu.

“saya memberikan contoh 50.000 hektar lahan kita tanami jagung. Satu hektar lahan itu bisa menghasilkan 5 ton jagung dengan harga 4000 per kg. Kalau 4000 per 1 kg, didalam satu hektar itu ada 5 ton berarti masyarakat mendapatkan rp 20 juta perhektar kalau kita kali dengan 50.000 hektar ada rp 1 triliun untuk 3 bulan masa tanam. Putaran ekonominya luar biasa, itu baru poin jagung, belum lagi padi,” jelasnya.


Baca Juga

0  Komentar