Berkurang Tempat Menjala Setelah Jadi Tempat Wisata

Koran Tempo   Senin, 19 April 2021

img

Berkurang tempat menjala setelah jadi tempat wisata jakarta – edi mulyono gamang. Pembangunan sarana pariwisata oleh pt seribu pesona indonesia di pulau semak daun, karang bongkok, karang congkak, serta hamparan gosong karang lebar bakal membuat ia mencari tempat lain untuk melempar jaring. Edi merupakan warga rt 01 rw 04, kelurahan pulau pari, kecamatan kepulauan seribu selatan. Namun, untuk melaut, dia lebih sering berkeliling di perairan kecamatan utara, yang airnya lebih bening dan banyak ikan.

“kalau lagi angin musim barat (desember, januari, februari), bisa seminggu sekali ke sana untuk cari ikan,” katanya kepada tempo , kemarin. Semak daun dan sekitarnya berada di kecamatan utara. Pt seribu pesona bakal membangun hotel, resort , dan taman hiburan di nusa yang termasuk kawasan taman nasional kepulauan seribu itu. Di sekitar karang lebar dan karang congkak, edi bisa membawa pulang 100 kilogram ikan sekali melaut.

Biasanya, pria berusia 38 tahun itu mulai melempar jaring pada pukul 19.00 dan menariknya pukul 04.00. Kebanyakan tangkapannya adalah ikan cendro ( tylosurus crocodilus ). Mendengar rencana pembangunan resort di empat pulau itu, edi ibarat petani kehilangan sawah. "kami, nelayan tradisional, bisa tergusur," kata dia.

Perahu wisatawan di kawasan kepulauan seribu, jakarta. Antara/r. Rekotomo edi punya pengalaman pahit. Sebelum mencari rezeki di karang lebar dan semak daun, dia biasa menjala di sekitar pulau tengah, sekitar 6 mil laut atau 11 kilometer di selatan semak daun.

Tujuan utama para nelayan adalah hamparan padang lamun kaya ikan baronang ( siganus ). Di sana juga ada tempat budi daya rumput laut. Pada 2006, nusa seluas 10 hektare itu disulap menjadi area resort dengan barisan vila, kolam renang, dan helipad. Sejak saat itu, edi melanjutkan, nelayan tak bisa lagi mendekat.

Termasuk warga pulau pari yang hanya terpisah kurang dari 500 meter. Kekhawatiran serupa disampaikan sulaiman. Nelayan yang tinggal di rt 01 rw 04, kelurahan pulau pari, itu waswas tempatnya mencari ikan menyempit jika pulau semak daun dan sekitarnya dijadikan kawasan wisata. Meski tak sering, sulaiman sesekali menjaring ikan di lokasi itu.

Jika beruntung, ia dan temannya bisa mendapat ikan sekitar 1 kuintal per malam. Dia juga menyinggung perubahan yang terjadi di pulau tengah setelah dijadikan pulau resort. Dulu, saat masih berupa nusa kosong, nelayan kerap singgah di sana untuk beristirahat atau berlindung dari badai. Sekarang, dia melanjutkan, boro-boro bisa melipir, melintasi perairan di sekitar pulau tengah saja tak boleh.

“artinya, akses nelayan dibatasi dan ruang lingkup tangkap juga makin berkurang,” ujar sulaiman, 38 tahun. Pemerintah kabupaten kepulauan seribu telah mensosialisasi rencana pembangunan resort tersebut. Kepada tempo , bupati junaedi mengaku mendapat dukungan warga. Alasannya, kawasan wisata itu bisa meningkatkan kesejahteraan warga dengan menyerap lapangan kerja.

Para warga bisa bekerja sebagai pegawai hotel. “kalau semuanya dibatasi, tidak ada pengembang yang mau bangun kepulauan seribu,” kata dia. Menurut junaedi, pembangunan sarana pariwisata di kecamatan kepulauan seribu utara itu bakal menyerap tenaga kerja sebagai pegawai hotel maupun resort. Bahkan, dia melanjutkan, nelayan bisa langsung menjual hasil tangkapannya ke pengelola kawasan.

Edi sangsi akan janji tersebut. Pertama, dia tidak diundang dalam sosialisasi. Padahal ia merupakan ketua kontak tani nelayan andalan kepulauan seribu yang menaungi lebih dari seratus nelayan di sana. Kedua, hanya sebagian kecil warga setempat yang bisa terserap di tempat wisata.


Baca Juga

0  Komentar