Corona di Asia Masih Jadi Fokus Investor, Harga SBN Menguat

Cnbcindonesia-market   Jumat, 23 April 2021

img

Corona di asia masih jadi fokus investor, harga sbn menguat jakarta, cnbc indonesia - harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara (sbn) mayoritas ditutup menguat pada perdagangan jumat (23/4/2021), di tengah membaiknya sentimen positif bagi pasar obligasi dalam negeri. Mayoritas sbn acuan kembali ramai dikoleksi oleh investor pada hari ini, ditandai dengan penurunan imbal hasil ( yield ) di hampir seluruh tenor sbn acuan. Namun, penurunan yield kali ini tidak terjadi di sbn acuan bertenor 10 tahun yang masih dilepas oleh investor. Yield sbn seri fr0087 berjatuh tempo 10 tahun yang menjadi acuan obligasi negara kembali naik sebesar 3,8 basis poin (bp) ke level 6,484%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Beralih ke as, yield obligasi pemerintah as (us treasury) acuan tenor 10 tahun naik tipis pada sore hari ini waktu indonesia. Berdasarkan data dari situs world government bond pada pukul 17:15 wib, yield treasury as tenor 10 tahun naik tipis 0,7 basis poin ke level 1,549% dari sebelumnya di level 1,542%.

Lonjakan kasus virus corona (covid-19) di asia masih menjadi perhatian bagi pelaku pasar obligasi dalam negeri pada hari ini, di tengah penguatan pasar saham asia dan dalam negeri serta pelemahan pasar saham amerika serikat (as). Kasus covid-19 asia menjadi perhatian pasar pada pekan ini, terutama di india yang mencatatkan lebih dari 310.000 kasus infeksi harian terbarunya dan menjadi kenaikan tertingginya pada kamis (22/4/2021). Sementara di jepang, pemerintah setempat berencana untuk memberlakukan kembali keadaan darurat, terutama di tokyo dan kota-kota besar lainnya dari 25 april hingga 11 mei. Pemerintah jepang pun akan mewajibkan restoran, bar, dan ruang karaoke yang menyajikan alkohol untuk ditutup, dan acara olahraga besar diadakan tanpa penonton.

Dari as, presiden joe biden dikabarkan mempertimbangkan untuk menaikkan pajak keuntungan ( capital gain ) investasi hingga hampir dua kali lipat ke angka 39,6% di segmen masyarakat berpendapatan besar untuk membiayai subsidi anak dan pendidikan dalam rencana american family plan milik biden. Hal ini sontak memicu investor kabur dari pasar modal as dan menyebabkan indeks acuan runtuh meskipun kabar rilis laporan keuangan beberapa emiten tergolong baik. Ketika kebijakan tersebut terealisasi maka ada kemungkinan bahwa investor akan kabur dari pasar saham as dan beralih ke negara lain terutama negara berkembang, tak terkecuali ri. Tim riset cnbc indonesia.


Baca Juga

0  Komentar