Investor Tunggu Rilis Nota Rapat The Fed, Harga SBN Mixed
Cnbcindonesia-market Rabu, 19 Mei 2021

Investor tunggu rilis nota rapat the fed, harga sbn mixed jakarta, cnbc indonesia - harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara ( sbn ) bervariasi pada perdagangan rabu (19/5/2021), di tengah masih naiknya imbal hasil obligasi pemerintah amerika serikat (as) jelang rilis hasil rapat bank sentral as pada rabu waktu setempat. Sikap investor cenderung beragam, di mana pada sbn bertenor 1 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun cenderung dilepas oleh investor dan imbal hasilnya (yield) mengalami kenaikan. Sedangkan sisanya yakni sbn berjatuh tempo 3 tahun, 5 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun kembali ramai dikoleksi oleh investor dan mengalami penurunan yield. Sementara untuk sbn bertenor 25 tahun cenderung stagnan pada hari ini.
Sebagai acuan obligasi pemerintah, yield sbn bertenor 10 tahun dengan kode fr0087 yang kembali naik sebesar 2,3 basis poin (bp) ke level 6,496%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Dari as, yield obligasi pemerintah as (treasury) bertenor 10 tahun yang merupakan obligasi pemerintah acuan kembali naik sebesar 0,7 bp ke level 1,666% pada perdagangan rabu waktu setempat.
Hasil dari rapat komite pasar terbuka federal (federal open market committee/fomc) pada april akan dipublikasikan pada pukul 14:00 waktu setempat atau dini hari waktu indonesia. Investor akan mengamati hasil rapat dari bank sentral negeri paman sam tersebut untuk indikasi apa pun mengenai pandangan fed tentang kenaikan inflasi dan kapan mungkin mulai merubah kebijakan dovish-nya menjadi hawkish. Ian shepherdson, head of economics di pantheon macroeconomics mengatakan kepada cnbc di acara "squawk box europe" pada hari ini bahwa dia yakin the fed akan tetap mempertahankan kebijakan dovish-nya dan menyatakan bahwa kenaikan inflasi hanya bersifat sementara. "the fed tidak akan langsung menjadi liar dan mengubahnya menjadi hawkish, apalagi hingga sampai terjadi tapering." kata shepherdson, dikutip dari cnbc international.
Terlepas dari sikap investor yang sedang menanti rilis hasil dari fomc, perkembangan seputar pandemi virus corona (covid-19) di beberapa negara asia juga menjadi penyebab sikap investor di sbn hari ini tak kompak. Kekhawatiran pelaku pasar asia terkait perkembangan pandemi menyebabkan pasar saham asia pada hari ini ditutup berjatuhan, termasuk di dalam negeri. Alhasil, walaupun hanya sebagian saja, namun beberapa investor kembali beralih ke pasar obligasi pemerintah indonesia, sebagai akibat dari pelemahan pasar saham dalam negeri dan tentunya perkembangan pandemi di asia. Tim riset cnbc indonesia.
Baca Juga
0 Komentar
Untuk membuat komentar silahkan login terlebih dahulu