Mereka Tahu Merkuri Berbahaya, tapi Tetap Dipakai

Koran Tempo   Sabtu, 10 April 2021

img

Mereka tahu merkuri berbahaya, tapi tetap dipakai tampil cantik dalam kondisi apa pun menjadi keinginan banyak perempuan. Produk dan perawatan kecantikan pun menjadi incaran mereka. Masalahnya, tidak semua produk kecantikan aman alias tak mengandung bahan berbahaya. Celakanya, sebagian produk kecantikan bermasalah itu dijual bebas, bahkan gencar dipromosikan oleh para pesohor di media sosial.

Inilah yang menjadi kegelisahan dokter richard lee. Ia pun berupaya memberi edukasi kepada masyarakat tentang produk-produk kecantikan itu dan kandungannya melalui kanal youtube-nya. Ia tidak ingin semakin banyak perempuan terjebak menggunakan produk berbahaya demi berwajah kinclong, meskipun itu tidak mudah. “mereka lebih setia ke merkuri atau hidroquinon.

Mereka tahu merkuri berbahaya, tapi tetap pakai karena sudah ketergantungan,” ujar richard ketika berbincang dengan dian yuliastuti dari tempo melalui sambungan aplikasi, rabu, 8 april 2021. Berbeda dengan pengulas produk-produk kecantikan lain, yang lebih banyak menceritakan kesan dan pengalaman memakai produk itu, dokter richard melakukannya dengan basis ilmu pengetahuan dan uji laboratorium. “saya juga cari jurnal internasional.” jadi, apa yang dia sampaikan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Inilah yang menjadi keistimewaan ulasan-ulasan di kanal youtube yang mempunyai 2,34 juta pengikut itu.

Ia dikenal juga sebagai pengusaha klinik kecantikan. Bermula dari klinik kecil di palembang yang dibuat untuk istrinya, kini klinik bernama athena itu telah berkembang dan punya cabang di sejumlah kota di indonesia, termasuk di jakarta. Nah, ia tergerak membuat konten edukasi karena menemukan banyak korban produk kecantikan berbahaya datang ke kliniknya. “kan capek, ya, setiap kali praktik ketemu begitu, ngomong yang sama, menjelaskan hal yang sama berulang.

Lalu saya bikin edukasi di youtube supaya lebih luas.” richard berkisah tentang kegiatannya, usahanya, hingga kesehariannya. Berikut ini petikannya. Dr richard lee. Dok pribadi sedang sibuk apa sekarang? masih melayani pasien, bikin konten juga.

Lebih intens sekarang? iya, dulu cuma seminggu sekali tiap weekend , sekarang diusahakan dua kali seminggu. Karena tim (youtube) saya (jadi) lebih banyak, ada empat orang. Dulu inginnya setiap hari. Tapi konten saya kan berat, pakai mikir , butuh waktu, butuh ke laboratorium juga.

Saya juga cari jurnal internasional. Tidak masuk ke review biasa. Tetap ada dasar dengan jurnal ilmiah yang berbahasa inggris. Tidak bisa sembarangan.

Jadi tidak mungkin sehari sekali. Dasar review-nya apa saja? dari bahannya, khasiatnya, klaimnya, sesuai atau enggak, lalu dibandingkan dengan ilmu dan referensi di jurnal. Bukan pendapat pribadi. Saya tidak terima endorse , jadi, ya, review murni.

Bagaimana awalnya anda mulai me-review produk kecantikan ? itu bermula empat tahun lalu, krim abal-abal marak sekali. Saya ketemu 7 dari 10, bahkan 9 dari 10 pasien korban krim abal-abal. Kan capek, ya, setiap kali praktik ketemu begitu, ngomong yang sama, menjelaskan hal yang sama berulang. Lalu saya bikin edukasi di youtube supaya lebih luas.

Nah, sekarang jadi lebih banyak yang mendengar. Karena korban krim yang abal-abal sudah mulai teredukasi dan bermasalah masih banyak. Ada pula produk yang overclaim. Contohnya seperti minuman suplemen yang didaftarkan di bpom adalah minuman perisa, masuk golongan makanan, tapi klaimnya bisa membantu menyembuhkan kanker, covid.

Itu kan tidak benar, menjerumuskan. Ada pula yang memakai artis. Ini kan overclaim. Beberapa oknum dokter juga memakai hidroquinon , diberikan dalam jangka panjang.

Padahal pemberiannya harus dengan batasan tertentu. Pembuatan video dr richard lee untuk kanal youtube di ruang kerjanya, palembang, 10 april 2021. Dok pribadi tapi dulu a nda juga meresepkan hidroquinon ini? awal-awalnya, iya. Boleh dikatakan hampir di semua klinik, dokter memakainya.

Itu tujuh tahun lalu. Karena marketing saat itu gencar luar biasa. Kalau tidak memakai, rasanya agak aneh gitu. Kita mau menyembuhkan orang.

Tapi kemudian waktu berubah. Saya tidak pakai lagi karena ternyata memberikan ketergantungan. Jika tak dipakai lagi, kulit jadi kusam. Ada hambatan dalam melakukan edukasi itu? edukasi tidak mudah.

Mereka lebih setia ke merkuri atau hidroquinon. Mereka tahu merkuri berbahaya, tapi tetap pakai karena sudah ketergantungan. Masyarakat menginginkan sesuatu yang masih instan, apalagi dengan jenjang pendidikan yang beragam. Ini harus disadarkan.

Harus m engedukasi lebih keras? saya sebagai pencetus, saya sudah cukup berhasil, sudah mulai tertanam di masyarakat, ada krim abal-abal dan dampaknya. Tapi ini baru awal, perlu edukasi dan usaha lebih banyak lagi. Semua dokter yang dulu takut harus keluar (untuk bicara). Artis dan selebgram juga harus bicara.

Sehingga nanti saya tidak diperlukan lagi. Mengapa produk berbahaya bisa lolos ke pasar, ya? produk abal-abal itu pasti tidak bakal lolos dari bpom. Bpom itu bagus. Yang jadi masalah, biasanya yang didaftarkan dan yang dijual itu berbeda.

Yang dia kirim ke bpom itu sampel yang aman. Itu untuk mengakali bpom. Ada pula yang mengaku dapat izin bpom, tapi aslinya "polosan", izin bpom-nya palsu. Yang lain nebeng bpom.

Misalnya produk krim facial wash , toner, dan krim pagi sudah ada izin bpom, tapi krim malam "polosan". Apakah anda selalu didampingi pengacara saat review? saya membuat konten, diedit oleh tim. Saya lihat, lalu saya kirim lagi ke tim. Istri saya dan kuasa hukum juga melihat implikasi hukumnya.

Kalau yang saya katakan sudah benar, saya akan membantu banyak orang. Tapi kalau salah, itu akan membunuh suatu usaha, itu fitnah, jahat. Saya menghindari itu. Jadi, saya tidak bisa bicara tanpa hasil laboratorium.

Dr richard lee saat melakukan perawatan filler undereye di kliniknya. Dok pribadi beberapa waktu lalu, ketika dilaporkan ke polisi oleh seorang pesohor karena tak terima dengan review anda terhadap produk yang ia endorse, anda mengunggah kata berhenti di media sosial. Apakah maksudnya kapok? enggak kapok. Waktu itu benar-benar sensitif, jadi pusat perhatian sekali.

Kalau lagi sensitif terus kita me- review , nanti malah lebih berbahaya, orang-orang cari kesalahan saya. khawatirnya kalau saya review dan tidak tidak dapat dukungan dari banyak orang, akan jadi bumerang. Maka lebih baik saya diam, lihat respons dan dukungan. Tapi ternyata saya dapat dukungan dari dinas kesehatan dan bpom. Begitu saya diam, banyak yang mengapresiasi dari audiens.

Istirahatnya cukup sebulan. Saya sengaja bikin konten dengan produk yang saya blur, merek saya hilangkan. Tapi justru review seperti ini yang bikin gaduh. Bukan saya yang bikin gaduh, tapi krim abal-abalnya.

Selain pelaporan itu, anda pernah menghadapi hambatan lain ? ya, pernah disomasi tiga kali. Diancam akan digugat banyak, ada lima kali mungkin. Yang di pengadilan satu, ya dengan brand yang di- endorse selebritasnya itu. Bagaimana prosedur anda me-review sebuah produk ? awalnya berangkat dari korban dulu.

Ada yang chat , wa, dm. Dari sana saya mendapat masukan. Tapi kan belum ketahuan abal-abal atau tidak. Kami beli produknya dulu, dari tempat yang tepercaya, dari online shopping resminya.

Kami lihat dulu produk itu. Secara kasatmata bisa dilihat dan terindikasi. Untuk me- review ini tidak cuma satu item, satu wadah krim, misalnya. Setidaknya saya beli 15 buah.

Yang lima saya pegang untuk dummy , yang 10 produk masuk ke laboratorium. Prosedur ke lab juga lengkap. Butuh waktu sebulan sendiri di laboratorium. Nah, setelah itu baru bikin review.

Kalau lancar, butuh waktu sampai unggah konten itu dua bulan. Itu paling cepat. Ya, normalnya tiga bulanan hingga posting. Ada produk yang ditargetkan untuk di-review? oh, enggak ada.

Mengalir saja. Banyak, kok, yang saya kirim sampel ke laboratorium tapi tidak saya posting. Biasanya saya juga tunggu waktu yang pas. Apalagi kalau ada korban, viral.

Dulu pernah saya posting tentang diet very low calorie. Kalau ngomong tidak didengar. Nah, begitu diet ekstrem artis ngomong dan viral, lalu saya ngomong , eh jadi viral juga. Dulu saya bikin konten filler payudara juga, pas ada kasus naik lagi jadi viral.

Berapa besar biaya untuk review satu produk? lumayan, tuh. Paling murah sama lab untuk satu item itu kurang-lebih rp 5 juta. Paling mahal saya pernah itu rp 15 juta per item per lab. Satu item itu misalnya krim pagi saja atau krim malam saja.

Kalau ada lima produk, ya, lima item. B isa balik modal dari youtube? hitung-hitung ini hobi, bukan cari duit. Youtube dapat duit, tapi kan dibanding kerjaan dan aset yang punya, ya, ini jajan saya. Saya bilang sama istri, daripada saya clubbing atau minum, karaoke, lebih baik saya bikin konten bermanfaat.

Dia bilang ya sudah, teruskan, ha-ha-ha. Bagaimana a nda menekuni dunia kecantikan ini? latar belakang saya kan dokter umum, lalu ambil lagi s-2 manajemen kedokteran. Lalu saya melengkapi dengan beragam training. Awalnya tidak ada keinginan di estetik.

Kalau istri saya memang sejak awal sudah di kecantikan. Awalnya juga tidak niat jadi terkenal, saya ingin istri saya yang maju, saya iklankan, coba masuk tv. Tapi malah undangan sering ke saya. Mungkin apa yang saya katakan lebih sampai ke audiens.

Saya lalu melengkapi cv (perusahaan) dengan berbagai training juga. Sebelumnya ? awalnya saya praktik biasa di perusahaan ternama. Saya betah banget, praktiknya di tengah hutan, terima pasien perusahaan. Kemudian posisi saya di sana naik dan sudah tinggi.

Saat itu saya coba bikinkan klinik kecil untuk istri. Baru setahun, istri saya minta saya ke estetik, bersama-sama kembangkan klinik. Ketimbang pulang sepekan sekali. Saya malas karena posisi saya sudah tinggi di sana, tapi terus dibujuk.

Akhirnya saya luluh. Nah, saya kembangkan klinik kecantikan itu, saya punya struktur, sistem, manajemen yang bagus, dan punya banyak cabang. Karena passion saya ingin mengubah sesuatu, maka saya bikin konten. Berapa banyak klinik sekarang? sudah ada sembilan cabang.

Nanti mudah-mudahan juni tambah tiga lagi. Tapi kami tidak kembangkan franchise. Di beberapa unggahan di y outube, a nda mengaku dulu sebagai orang susah, sesusah apa? susah, ya, waktu sekolah kalau mau bayar uang sekolah harus menghadap ke pastor dulu. Saya kan di sekolah katolik, saya cuma bayar 10 persen dari yang teman-teman lain bayarkan.

Di sma, saya mau beli komputer itu susah sekali, orang tua harus berutang. Makan juga susah, tinggal di kontrakan, tiap tahun harus cari pinjaman. Saya merasa dilahirkan bukan sebagai orang biasa. Saya punya kemampuan dan saya kembangkan.

Saya tidak mau balas dendam, justru saya ingin membantu orang-orang seperti saya dulu, yang kesusahan, tidak mampu, tapi punya cita-cita tinggi. Tapi tidak mudah mencari yang seperti itu. Saya ingin menciptakan dokter richard yang lain. Kami juga mendirikan yayasan untuk memberikan beasiswa, bantuan ke panti asuhan, masjid, dan gereja.

Motivasi anda untuk berhasil sangat kuat, ya? memang dari lahir seperti ini. Yang sudah saya lakukan sekarang pernah saya lakukan ketika menjadi direktur medis di perusahaan itu. Saya ingin lebih, memotivasi, semangat, tetap keluar. Anda rencana berhenti me-review suatu saat? berhenti me- review enggak mungkin banget.

Disuruh berhenti bicara krim abal-abal juga enggak mungkin. Menghentikan saya tidak mungkin. Tim pengacara saya memberi jalan bagaimana tetap me- review tapi tetap aman. Saya dibuatkan juga sistem.

Saya bicara ini sebagai ketua asosiasi kosmetik aman indonesia. Kredibilitas saya diakui. Apa harapan a nda ke depan dengan banyak produk bermasalah? kalau kita ngomong untuk produk abal-abal, overclaim , salon atau klinik abal-abal, yang jual filler , ini terjadi karena permintaan masyarakat tinggi. Karena keinginan masyarakat ingin cantik murah meriah.

Makanya saya enggak mau masuk ke sana. Biar yang nangkapin krim abal-abal, klinik bermasalah, itu aparat. Tugas saya beri edukasi masyarakat. Supaya demand -nya turun.

Kalau sudah turun, tidak ada yang jualan lagi. Sekarang masyarakat sudah mulai tahu, tapi saya harus tetap mengedukasi. Ini titik balik. Kalau saya berhenti, perjuangan saya selesai, balik ke titik nol lagi.

Tapi banyak yang masih keras kepala, sudah tahu bahaya tapi terus pakai? saya cuma bisa sarankan, tapi percayalah produk dengan merkuri, hidroquinon , ini seperti narkobanya kulit. Mau sampai besok atau nanti, hanya soal waktu, itu akan hancur. Kalau pakai merkuri pasti hancur juga. Bagaimana dengan regulasi ? regulasi saya kira sudah bagus, tapi implementasinya kurang, monitoring -nya belum berjalan bagus, ini harus diperketat.

Enggak nyalahin karena indonesia itu luas. Di e-commerce bisa juga diatur. Tapi kalau permintaannya tinggi, ini kan susah, ya, orang tetap beli. Saat masa p andemi ini, apakah perawatan kecantikan menurun permintaannya? saya kira tidak, tetap jadi kebutuhan utama.

Jadi cantik itu utama tampaknya, terutama di media sosial. Makin orang berinteraksi di media sosial, makin tinggi kebutuhan ingin tampak cantik. Perawatan kecantikan tetap jadi kebutuhan, pilihan utama. Itu menurut analisis saya.

Pengalaman saya, pandemi ini hanya pas maret tahun lalu turun karena klinik tutup, jumlah karyawan berkurang. Tapi april-mei naik, malah berlipat untuk online. Sekarang masih menangani semua klinik? saya sudah keluar dari manajemen klinik. Adik saya yang menangani.

Sekarang lebih banyak memberi mentoring ke para dokter, memberi motivasi dan inspirasi ke karyawan dan bikin konten. Aktivitas dr richard lee di kliniknya. Dok pribadi bagaimana cara anda menjaga penampilan untuk konten? perawatan terus, ya? kalau perawatan pasti, rutin di klinik dua kali seminggu kalau lagi rajin. Kalau malas sebulan sekali.

Skin care , ya, tiap hari, paling facial wash , toner krim pagi, krim malam, dan serum. Untuk perawatan, ya, paling facial , peeling , stem cell , atau kalau ada alat baru, misalnya untuk mengencangkan pipi. Biar tetap kelihatan muda, ha-ha-ha. Untuk rambut, ada sampo khusus, karena rambut saya dulu rontok.

Penampilan penting, kan jadi role model , ya, tetap menjaga tubuh supaya tidak gendut, harus jaga makanan juga. Untuk tubuh dan kulit, saya konsumsi suplemen kulit dan omega-3. Apa saja kegiatan santai a nda? saya punya hobi nonton , termasuk drama korea. Terus main sama anak.

Saya tidak pernah libur, kerja dari senin ke senin lagi. Bikin konten dan mentoring. Sama satu lagi, saya jadi patung, foto pas seremoni, he-he-he. Suka jalan-jalan? saya punya hobi traveling juga, seringnya ke luar.

Kalau di indonesia, saya suka ke bali. Paling enak dan lebih privat. Baca buku? tidak sempat baca buku. Paling sekarang baca jurnal saja.


Baca Juga

0  Komentar