Pasar Saham Asia-RI Terkapar, Investor Buru SBN Hari Ini

Cnbcindonesia-market   Jumat, 30 April 2021

img

Pasar saham asia-ri terkapar, investor buru sbn hari ini jakarta, cnbc indonesia - harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara ( sbn ) mayoritas ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan jumat (30/4/2021), di tengah pelemahan bursa saham asia dan dalam negeri, serta kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah amerika serikat (as) yang masih terjadi hingga hari ini. Secara mayoritas, sbn acuan ramai dikoleksi oleh investor, ditandai dengan penurunan imbal hasilnya (yield). Namun, beberapa sbn masih mengalami kenaikan yield dan cenderung dilepas oleh investor pada hari ini. Adapun sbn yang mengalami kenaikan yield adalah sbn bertenor 3 tahun dan 25 tahun.

Yield sbn bertenor 3 tahun dengan kode fr0039 naik 2,1 basis poin (bp) ke level 5,019%, sedangkan yield sbn berjatuh tempo 25 tahun dengan seri fr0067 naik tipis 0,8 bp ke 7,553%. Sementara, yield sbn bertenor 10 tahun dengan kode fr0087 yang merupakan acuan obligasi negara berbalik menurun sebesar 3 bp ke posisi 6,476%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Dari as, yield obligasi pemerintah as (us treasury) kembali naik pada sore hari ini waktu indonesia. Berdasarkan data dari website world government bond pukul 17:15 wib, yield treasury acuan bertenor 10 tahun naik tipis 0,3 basis poin ke level 1,645% dari sebelumnya di level 1,642%. Pasar saham asia dan dalam negeri hari ini ditutup melemah, sehingga investor kembali beralih ke pasar obligasi dan membuat harga obligasi pemerintah mayoritas menguat. Pelemahan pasar saham asia dan dalam negeri terjadi karena investor sedikit kecewa dengan hasil rilis data aktivitas manufaktur china pada april 2021.

Data dari biro statistik nasional (national bureau statistic/nbs) cina menunjukkan indeks manajer pembelian manufaktur (purchasing manager' index/pmi) turun menjadi 51,1 di bulan april dari sebelumnya di angka 51,9 di bulan maret. Walaupun begitu, pmi china masih berada di level ekspansif, karena pmi menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi. Selain itu, perkembangan seputar virus corona (covid-19) yang kembali terjadi di beberapa negara di asia dan eropa masih menjadi perhatian pelaku pasar keuangan asia saat ini. Seperti di malaysia, otoritas kesehatan setempat melaporkan sebanyak 3.332 kasus positif baru terdeteksi pada kamis (29/4/2021), tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Selain di malaysia, india saat ini masih berjuang melawan pandemi, di mana india mulai memperketat aktivitas masyarakat. Sementara di eropa, turki mulai menyusul jerman yang melakukan pembatasan wilayah (lockdown), menyusul gelombang ketiga penyebaran virus. Jika lockdown kembali menjadi tren global, maka pemulihan ekonomi bakal terganggu. Jika perekonomian kembali terganggu, maka investor cenderung kembali beralih ke aset safe haven.

Obligasi pemerintah merupakan aset pendapatan tetap yang dinilai sebagai aset safe haven. Ia diburu (sehingga yield menguat) ketika pelaku pasar merasa kondisi ekonomi sedang dalam bayang-bayang krisis. Oleh karenanya, jika tren lockdown kembali terjadi, maka hal tersebut menjadi sentimen positif bagi pasar obligasi, karena investor kembali bermain aman dengan memburu obligasi, termasuk obligasi pemerintah indonesia. Tim riset cnbc indonesia.


Baca Juga

0  Komentar