Pasien Corona India Dirawat di Jalan Akibat RS Penuh

CNN Indonesia - Asia Pasifik   Senin, 26 April 2021

img

Pasien corona india dirawat di jalan akibat rs penuh jakarta, cnn indonesia -- lonjakan kasus infeksi virus corona di india membuat fasilitas kesehatan di negara itu hampir tidak sanggup lagi menangani pasien. Dilansir reuters, senin (26/4), dari laporan stasiun televisi setempat, sejumlah pasien corona dan keluarga pendamping terpaksa berjejer di lorong rumah sakit bahkan hingga pinggir jalan akibat tidak kebagian kamar rawat inap. Para pasien hanya diberi masker dan tabung oksigen seadanya untuk membantu pernapasan. Jika isi tabung oksigen pasien habis, maka keluarga harus antre meminta diisi ulang ke rumah sakit.

#div-gpt-ad-1577361751308-0 iframe{ border: 0px; vertical-align: bottom; position: fixed !important; z-index: 1 !important; left: 0px; right: 0; margin: auto; } kondisi yang sama juga terjadi di krematorium. Jenazah pasien korban infeksi corona antre menunggu dikremasi. Keluarga para jenazah hanya bisa menunggu giliran mereka tiba. Sementara para petugas mencoba menenangkan pihak keluarga karena mereka juga kewalahan untuk menangani gelombang jenazah yang terus berdatangan.

Menurut catatan kementerian kesehatan india, jumlah kasus infeksi corona dalam 24 jam terakhir mencapai 352.991 orang. Sedangkan jumlah kematian akibat virus corona di india dalam 24 jam terakhir mencapai 2.812 orang. Penambahan itu membuat keseluruhan kasus virus corona di negara itu mencapai 17.31 juta, dengan 195.123 orang di antaranya meninggal. Pemerintah india juga meminta bantuan oksigen dan obat-obatan kepada negara lain untuk menghadapi gelombang kedua pandemi.

Lonjakan kasus corona india dipicu oleh sikap masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan. Mereka nekat melakukan ritual mandi bersama di sungai (kumbh mela) yang akhirnya menjadi klaster baru penularan corona. Selain itu, kegiatan kampanye politik di india juga memancing keramaian. Di samping itu, penyebaran virus mutasi corona di india diduga menjadi pemicu gelombang kedua virus corona.


Baca Juga

0  Komentar