Percakapan Nabi Muhammad SAW dengan Para Sahabat Soal Memberi Makan untuk Buka Puasa

News Okezone   Rabu, 28 April 2021

img

Percakapan nabi muhammad saw dengan para sahabat soal memberi makan untuk buka puasa jakarta - memberi makan kepada orang berpuasa maka menjadi ladang pahala dan imbalannya sungguh luar biasa. Dia akan mendapatkan nilai besaran pahala yang sama dengan orang yang mendapatkan hidangan berbuka puasa tadi. Intinya, terdapat limpahan kebaikan di baliknya, demikian juga dengan pahala yang dijanjikan allah subhanahu wa ta'ala. Maka itu, setiap muslim diajak berlomba-lomba melakukannya.

"memberi makan kepada orang yang menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan, maka akan diberikan pahala berlimpah," jelas wakil ketua majelis dakwah dan pendidikan islam (madani) ustadz ainul yaqin saat dihubungi okezone beberapa waktu lalu. Lebih lanjut ia mengatakan, salah satu pahala yang akan didapat adalah sama seperti orang berpuasa yang diberikannya makan. Sebagaima dalam salah satu riwayat hadis, rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا artinya: "siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga." (hr tirmidzi nomor 807, ibnu majah 1746, dan ahmad 5: 192, al hafizh abu thahir) kemudian abu bakar sidiq radhiyallahu anhu juga telah menggabungkan anjuran memberi makan yang sedang berpuasa dengan amalan lainnya. Dari abu hurairah, rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ artinya: "rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bertanya (kepada para sahabat), 'siapakah di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?', abu bakar berkata, 'saya.' rasulullah bertanya lagi, 'siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?' maka abu bakar berkata, 'saya.' nabi kembali bertanya, 'siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?' maka abu bakar mengatakan, 'saya.' lalu ia bertanya lagi, 'siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.' abu bakar kembali mengatakan, 'saya.' maka rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam pun bersabda, "tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga." (hr muslim nomor 1028)." oleh karena itu, sebagian dari masyarakat ketika ramadhan tiba banyak yang mengeluarkan sedekah, khususnya memberikan makan kepada orang berpuasa.

Misalnya, membagikan makanan kepada orang-orang tidak mampu di jalanan, sebelum pandemi virus corona (covid-19) muncul, kegiatan ini banyak dilakukan, dan lainnya. Sementara itu, dikutip dari pustaka ilmu sunni-salafiyah ktb (piss-ktb), terdapat riwayat hadis yang menjelaskan tentang keutamaan memberikan makan kepada orang yang sedang berpuasa. Diriwayatkan dari salman al farisi ra, rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: خَطَبَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعاً مَنْ تَقَرَّبَ فِيهِ بِخُصْلَةٍ مِنَ الخَيْرِ كَانَ كَمْنَ أَدَّى فَرِيضَةً فِيما سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيهِ فَرِيضَةً كَانَ كَمَنْ أدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، والصَّبْرُ ثَوَابُهُ الجَنَّةُ، وَشَهْرُ المُوَاسَاةِ وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيهِ صَائِماً كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ، قَالُوْا : لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمَ، فَقَالَ رسولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِماً عَلَى تَمْرَةٍ ، أَوْ شَرْبَةِ مَاءٍ أَوْ مَذْقَةِ لَبَنٍ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ، وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، خَصْلَتَيْنِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ ، وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ : فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله، وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا : فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ، وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِماً سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ. Artinya: "rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menyampaikan khutbah kepada kami: wahai manusia telah menaungi di atas kalian bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan di mana di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul qadr), dan di bulan itu allah jadikan puasa di siang harinya menjadi kewajiban (bagi yang mampu), dan bangun malam/sholat di malam harinya merupakan hal yang disunahkan.


Baca Juga

0  Komentar